Silent Scarf

Affry Johan
Chapter #12

Bab 12 : Terkepung

Di luar kastil tua, Letnan Kolonel Takashi Moriyama berdiri di tengah dinginnya udara malam. Operasi penyergapan yang ia harapkan bisa selesai dalam waktu singkat, kini telah terhenti. Garis terdepan pasukannya luluh lantah oleh jebakan yang ironisnya disiapkan para prajurit rekrutan baru Brickvia.

“Berapa banyak kita kehilangan?” tanyanya, tanpa menoleh.

“Lebih dari tiga puluh terluka, Letnan Kolonel!” jawab seorang sersan terengah-engah, “Mereka memanfaatkan jebakan! Kita tidak bisa mendekati mereka!”

"Jadi ... ini unit terlemah Brickvia?" geramnya.

Ia berpaling kepada perwira lain,“Sudah cukup dengan penghinaan ini. Jika mereka ingin terus bertahan ... kita hancurkan kastil itu bersama dengan mereka!” ujarnya mengepalkan tangan.

“Bawa regu pendobrak ke garis depan! Target mereka adalah gerbang utara kastil! Perintahkan pasukan zeni, cari struktur terlemah! Jika Kurosuke ingin terus bersembunyi seperti tikus tanah, aku bantu dia agar tidak akan pernah keluar lagi ke permukaan!" lanjutnya memberikan perintah.

Para perwira mengangguk patuh.

“Biarkan mereka berteriak minta tolong sesuka mereka,” gumamnya, “Bala bantuan tidak akan datang tepat waktu!”

Di dalam kastil, Letnan Jenderal Harada Kurosuke berdiri di atas balkon, matanya menatap gerbang utara.

Kemudian ia melihatnya.

Pelantak tubruk bergerak maju dikelilingi sekelompok unit zeni Suragato.

Ia seketika menyadari apa yang hendak dilakukan Moriyama.

“Mereka tidak berniat bertarung!”gumam Kurosuke, “Mereka akan merobohkan kastil ini!”

Ia berbalik dan segera berseru lantang.

“Bersiap pertempuran jarak dekat! Mereka berniat mengubur kita hidup-hidup!"

“Infanteri!” Kurosuke berteriak. “Siapkan semua pisau lempar, kunai, kapak, semuanya! Tunggu komando sebelum mulai melempar serempak!”

Kurosuke memberikan perintah lebih lanjut,“Pemanah! Incar pasukan zeni mereka terlebih dahulu!”

“Unit Pengintai dan Kavaleri! Maju ke depan infanteri dan angkat perisai! Tugas kalian menahan serangan dari depan dan samping!” lanjutnya.

“Medis dan logistik, angkat perisai! Lindungi sisi belakang pemanah! dukung serangan saat diminta!”Kurosuke menunjuk ruang kosong di belakang barisan pemanah.

“Unit zeni!”Kurosuke menunjuk ke gerbang utara,“Hentikan pelantak tubruk itu, gunakan apa pun yang kalian bisa!”

Tanpa ragu, Ren sudah melesat berlari dengan para rekrutan zeni menuju menara utara.

Gerbang utara tidak boleh jatuh ke tangan musuh!

Tidak malam ini!

Ren berlari sambil meneguhkan tekadnya.

Saat mereka mencapai tangga menara utara, tanah terasa bergetar. Pelantak tubruk semakin mendekat.

Ren mengertakkan gigi dan berseru kepada yang lain, “Kita hentikan mereka apa pun yang terjadi!”

Dengan anggukan, mereka bergegas ke posisi, siap menghentikan pasukan zeni Suragato sebelum kastil itu menjelma menjadi kuburan mereka sendiri.

Di bawah mereka, pasukan Suragato mendorong pelantak tubruk ke depan gerbang utara. Di sekililingnya, pasukan zeni Suragato melangkah dengan perisai terangkat, melindungi pelantak tubruk dari serbuan anak panah.

Ren melihat ke bawah dari jendela menara utara, “Mereka sudan dekat!” katanya, “Kita tidak punya banyak waktu!”

Lihat selengkapnya