Silent Scarf

Affry Johan
Chapter #15

Bab 15 : Misi Pertama Ren

Di ujung barat wilayah Brickvia, sebuah misi penting tengah berlangsung: membangun pos perbatasan untuk melindungi dari serangan musuh yang mungkin datang di kemudian hari. Sebuah misi yang diperintahkan langsung oleh Raja Hikusa. Sekaligus, menjadi misi resmi pertama Ren sebagai prajurit militer Brickvia.

Kolonel Koizumi, komandan divisi zeni, menyambut para prajuritnya yang baru saja tiba. Ren, dengan seragam lengkap berwarna hijau tua, berdiri tepat di depan lokasi konstruksi. Di sekitarnya, parit sedang digali, kayu ditumpuk tinggi, dan pengawas proyek mengawasi jalannya pembangunan.

“Kita bukan hanya sekedar membangun pos perbatasan,” Koizumi memulai pengarahan, “Kita mengirimkan pesan bahwa Brickvia tidak akan ditekan oleh pihak manapun.”

Ren mendengarkan dengan seksama, berdiri di barisan bersama para pekerja konstruksi, prajurit, dan sesama rekan-rekannya divisi zeni.

Koizumi melanjutkan, “Wilayah barat Brickvia telah lama menjadi titik vital. Perintah kita jelas: selesaikan pos terdepan, pantau pergerakan musuh, dan dukung persiapan tim patroli.”

Ia melirik ke arah Ren yang berada di barisan terdepan, “Kalian akan beroperasi di bawah Komando divisi zeni,” katanya, “Tapi jangan salah, ini tidak akan menjadi sekedar pekerjaan konstruksi sederhana. Laporan mengatakan ada pergerakan di bawah perbukitan. Kalian akan menjadi mata kita saat yang lain bekerja.”

Ren mengangkat tangannya bersama para prajurit zeni lainnya serentak memberi hormat, “Siap, Kolonel!”

Dengan sigap, Ren segera bergegas menuju posisinya di atas bukit untuk mengawasi pergerakan apapun dari arah barat. Titik ini menjadi titik paling rentan yang harus dijaga. Sejak beberapa hari terakhir, desas-desus tentang adanya pasukan Kuchiwara yang bergerak secara diam-diam mendekati perbatasan barat, santer berhembus di kalangan prajurit pengintai Brickvia.

Kerajaan Kuchiwara yang dikenal lebih agresif daripada Suragato, telah lama mengincar untuk melancarkan invasi ke Kastil Likeland, sebuah benteng vital yang terletak di wilayah barat Brickvia. Benteng ini bukan hanya sebuah pos terdepan biasa, melainkan jantung dari rute perdagangan dan komersial di wilayah barat. Siapa pun yang mengendalikan Likeland akan mengendalikan aliran barang, perdagangan, dan pengaruh.

Bagi Kuchiwara, merebut kastil ini berarti memotong jalur perdagangan barat Brickvia dan melumpuhkan kekuatan ekonominya. Motif mereka jelas: merebut kendali atas pusat komersial dan melumpuhkan cengkeraman Brickvia di wilayah tersebut.

Beberapa hari telah berlalu sejak misi untuk membangun pos perbatasan barat dimulai. Suara balok kayu yang ditumpuk, suara-suara yang meneriakkan perintah, dan irama palu bergemuruh saling bersahutan.

Di tengah - tengah para pekerja, Ren tetap waspada mengintai medan di sekitarnya.

Sore itu, dari atas bukit barat, Ren melihat sesuatu yang tidak biasa dari balik deretan pepohonan jauh di bawah dekat Kastil Likeland. Kepulan debu perlahan bergerak naik. Awalnya tipis, lalu semakin menebal dengan cepat.

Ada sesuatu yang tidak beres di sana ....

Batin Ren.

Ia segera menuruni puncak bukit beberapa langkah dan mengamati. Tidak lama, ia melihat di kejauhan adanya barisan-barisan penunggang kuda yang melesat maju mengangkat bendera Kerajaan Kuchiwara.

Kavaleri mereka maju bergelombang. Di belakang mereka, barisan pasukan infanteri merangsek masuk ke tengah Kastil Likeland melalui gerbang barat kastil.

“Mereka ... mereka sudah berhasil masuk,” gumam Ren.

Anak panah berterbangan dari dalam kastil, tetapi tidak terlihat satu pun barisan pasukan Kuchiwara mundur keluar. Saat Ren mengamati lebih dekat, prajurit dengan bendera Kuchiwara telah mengamankan gerbang.

Ini bukan serangan ....

Ini adalah pendudukan skala penuh ....

Pikir Ren.

Ren segera melesat berlari kembali menuju tenda komando, di mana Kolonel Koizumi dan para perwiranya berkumpul.

Lihat selengkapnya