Silent Scarf

Affry Johan
Chapter #22

Bab 22 : Menjebak Tanpa Jebakan

Semilir angin berhembus di pagi hari melintasi hamparan tanah luas di sebelah barat Brickvia, lokasi yang kini menjadi panggung bagi dua pihak yang tidak lama lagi akan berhadapan di medan perang.

Di sisi barat, bendera Kerajaan Suragato dan Kuchiwara berkibar tertiup angin. Barisan pasukan mereka membentang sejauh mata memandang. Di tengah-tengah barisan itu, Jenderal Arakawa, komando tertinggi pasukan Suragato, menunggu dalam keheningan. Berdiri di sampingnya, komando tertinggi pasukan Kuchiwara, Jenderal Shigure mengamati barisan pasukan Brickvia yang perlahan mendekat di seberangnya.

"Mereka menyambut Kita," ujar Shigure.

"Ya, bersiaplah," sahut Arakawa.

Di sisi timur hamparan tanah itu, pasukan Brickvia menempati formasi yang telah ditentukan oleh Jenderal Masahiro yang kini mengamati dari kaki bukit.

Di garis terdepan, Jenderal Hiryuu menunggangi kudanya dengan gagah ke depan barisan divisi kavaleri. Ia menjadi ujung tombak utama Brickvia menahan gempuran Suragato-Kuchiwara.

Di belakangnya, Kolonel Koizumi, memimpin divisi zeni untuk menopang serangan dari lini kedua. Para prajuritnya—Ren, Nishiyama, Takeda, Maeda, dan Shiori—mengenakan baju zirah ringan. Mereka kali ini ditugaskan bukan untuk memasang jebakan, melainkan untuk memperkuat pertahanan langsung di lapangan.

Di belakang mereka berdua, Brigadir Jenderal Natoe memimpin lini ketiga garis depan, siap untuk memberi dukungan serangan.

Sementara itu di garis tengah ditempati oleh para perwira berpengalaman.

Mayor Jenderal Tabrizu, memimpin pemanah dari atas tebing di tepi pantai, siap menghujani medan perang dengan anak panah. Sementara di tengah daratan, Letnan Jenderal Ryusuke Suzuki, Futaba Watari, Harada Kurosuke, dan Inoue Kobayashi menyiagakan pasukan untuk tidak membiarkan musuh masuk lebih jauh.

Di garis belakang, Letnan Jenderal Harada Waruyama memastikan divisi logistik siap untuk memberikan dukungan perbekalan.

Dari sisi samping, angkatan laut yang dipimpin oleh Laksamana Muda Shinomori Hayate menunggu dari balik tebing pantai, tersembunyi dari pandangan musuh. Armada kapalnya disiagakan untuk menghujani anak panah ke arah pantai apabila musuh mencoba menyergap di sepanjang garis pantai.

Setelah seluruh divisi telah menempati posnya masing-masing, Masahiro mengangguk pelan dan menoleh ke seorang perwira di dekatnya.

“Sersan Mayor Shirosawa Akira,” serunya,"Beri sinyal pada Jenderal Hiryuu. Formasi bulan sabit!”

Shirosawa melangkah maju, membentangkan bendera lebar bergambar bulan sabit.

"Siap!"

Shirosawa memberi hormat, melambaikan bendera itu ke arah pasukan terdepan. Isi dari sinyal itu: bentuk formasi bulan sabit, tapi jangan maju.

Di garis depan, Jenderal Hiryuu melihat sinyal itu. Ia mengangkat pedangnya dan memberi isyarat bentuk formasi ke arah samping dan membuka ruang di tengah. Pasukannya mulai melebar membentuk formasi bulan sabit dan menunggu gerakan musuh.

Koizumi menoleh ke timnya, “Tetap siaga. Kita tidak bergerak kecuali diperintah.”

Di belakang Koizumi, Ren mengencangkan tali pada baju zirahnya.

Tidak ada jebakan. Tidak ada parit. Tidak ada tembok untuk berlindung ....

Ini adalah medan perang terbuka, di mana setiap tarikan napas dan setiap gerakan langsung terlihat oleh mata musuh ....

Bisik Ren.

Di seberang mereka, Jenderal Shigure melayangkan tatapannya, terpaku pada formasi Brickvia. Terutama penempatan salah satu divisi yang tidak lazim di garis depan.

“Mereka menempatkan divisi zeni tepat di belakang komandan garis depan,” gumamnya, matanya tertuju pada pasukan di belakang Kavaleri Jenderal Hiryuu. “Pria berzirah ringan itu ... Koizumi, bukan? Komandan zeni di Likeland.”

“Betul, itu Koizumi. Dan ya, penempatannya aneh. Tapi masuk akal jika Kau berpikir seperti Masahiro,” Jenderal Arakawa membenarkan.

Shigure menoleh, “Kau pikir ini jebakan?”

Arakawa mengangguk, “Umpan yang telah diperhitungkan.”

Ia menunjuk jarinya ke seberang lapangan.

“Masahiro menempatkan Hiryuu di posisi paling depan. Kehadirannya akan memicu emosi prajurit Kita, terutama Kuchiwara," lanjutnya," Dialah yang memimpin serangan yang menumbangkan Kolonel Kanbe di Likeland. Masahiro tahu itu akan menyulut Kita.”

Shigure melipat tangannya, “Jadi formasi bulan sabit itu bukan untuk menyerang ... tapi untuk memancing Kita.”

“Benar,” kata Arakawa, “Dan tepat di belakang Hiryuu ada Koizumi, komandan zeni. Masahiro ingin Kita terpancing oleh Hiryuu, kemudian Ia akan membawa Kita ke zona perangkap yang disiapkan oleh divisi zeni Koizumi.”

“Dan begitu pasukan Kita terjebak ...”gumam Shigure.

Lihat selengkapnya