Silent Scarf

Affry Johan
Chapter #30

Bab 30 : Diplomasi dan Mobilisasi

Desas-desus tertangkapnya Yukime, Putri Letnan Jenderal Harada Kurosuke, dengan cepat tercium oleh para pengintai Brickvia di sepanjang perbatasan barat. Tanpa waktu lama, laporan resmi telah dikirimkan ke ibukota Brickvia.

​Ketika laporan itu tiba di ruang urusan militer Brickvia pada siang harinya, Letnan Jenderal Futaba Watari menghela napas panjang setelah membaca berulang kali kertas laporan di tangannya.

​“Dia tertangkap, ”bisiknya seraya melayangkan pandangannya ke luar jendela.

Ketika senja tiba, Watari melangkah ke gerbang istana menghampiri Kurosuke yang baru saja kembali dari inspeksi pasukan garis depan, untuk memastikan ia mendapatkan kabar kondisi putrinya melalui sumber otoritas resmi bukan sekedar kabar burung yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

​"Yukime? ”tanya Kurosuke, matanya melebar tidak bisa menyembunyikan kepanikan mendengar apa yang diucapkan Watari, “di mana?”

​“Marase. Di bawah tahanan kantor sipil Kuchiwara, ”jawab Watari, “Laporan itu mengatakan identitasnya terbongkar saat operasi audit izin tinggal. Dia menggunakan nama samaran.”

​Tangan Kurosuke gemetar. Dia memalingkan wajahnya dari Watari.

"Dia telah berbulan-bulan terjebak di sana, ”gumam Kurosuke.

​“Dan Dia tetap tinggal. Menyamar. Bekerja sebagai petugas medis, ”Watari menambahkan, “menyelamatkan banyak nyawa, tampaknya.”

​“Dia putriku. Anakku satu-satunya, ”suara Kurosuke bergetar, seolah-olah sekuat tenaga menahan tangis.

Sebelum Watari sempat menjawab, suara langkah kaki terdengar mendekat.

​Letnan Jenderal Harada Waruyama —kakak laki-laki Kurosuke—sosok yang menghampiri mereka berdua, langsung melangkah ke samping Watari.

​“Watari, ”panggilnya dingin tanpa basa-basi, “apakah Raja Hikusa sudah diberitahu?”

​Watari mengangguk, “Aku telah melaporkan ringkasan laporan itu kepada Yang Mulia. Tapi dewan tidak akan bersidang sampai pagi.”

Suara ​Waruyama meninggi, “Seorang warga Brickvia—putri seorang jenderal—telah ditahan sebagai mata-mata, dan Kita menunggu sampai pagi?”

​“Kita belum menerima tuntutan apapun dari pihak Kuchiwara, "jawab Watari tegas, “Dia mungkin masih ditahan. Belum ada kabar eksekusi yang dapat dikonfirmasi.”

​“Tapi itu sangat mungkin, ”kata Waruyama, suaranya semakin meninggi, “Kau tahu bagaimana Mereka memperlakukan agen musuh di bawah hukum Mereka!”

​Kurosuke mengangkat kepalanya, “Kalau begitu, Kita harus bertindak sekarang.”

​“Dengan apa? Serangan membabi-buta? Itu beresiko memicu perang tanpa perintah Raja Hikusa, ”timpal Watari.

​“Jangan sebut-sebut masalah resiko padaku, Letnan Jenderal, ”potong Waruyama, “di dalam diri gadis itu ... mengalir darah Harada! Jika dewan tidak bergerak, Kami yang akan bergerak!”

​Kurosuke berbalik ke saudaranya, “Cukup, Aku tidak akan membiarkannya mati di sel sementara Kita memperdebatkan prosedur.”

​Watari mengangguk perlahan, “Aku akan mendesak sidang darurat dengan dewan malam ini. Jika Raja mengizinkan, Kita akan mobilisasi pasukan.”

​Kurosuke dan Waruyama mengangguk tanda sepakat dengan usulan Watari.

​Untuk pertama kalinya sejak perang dimulai, kepentingan pribadi telah memasuki arena politik.

​Malam itu, aula utama istana Brickvia dipenuhi ketegangan. Di tengah ruangan, peta terhampar di atas meja. Tetapi semua mata justru tertuju pada Kurosuke yang berdiri mematung dengan pandangan kosong.

​Sidang darurat digelar bukan hanya karena seorang warga Brickvia ditahan, tetapi karena warga itu adalah putri dari seorang pejabat tinggi militer kerajaan.

​Di dalam ruangan, suara-suara riuh rendah bersahutan. Anggota dewan berdebat, jenderal berbisik, sementara Raja Hikusa duduk diam, menimbang setiap kata.

​“Aku tidak menyangkal keberanian Yukime, ”kata seorang anggota dewan, “tapi Kita harus mempertimbangkan ini dengan hati-hati. Menuntut pembebasannya tanpa bukti bahwa Dia tidak bersalah bisa memvalidasi klaim spionase Kuchiwara.”

​Waruyama segera menyentak, “Dia seorang petugas medis. Dia menyelamatkan nyawa di bawah nama samaran hanya karena Dia tidak punya pilihan. Dan Dia adalah putri seorang perwira tinggi. Apakah Kita akan membiarkan Kuchiwara menginjak-injak martabat Brickvia?”

​“Kami telah memverifikasi laporan. Yukime, tidak pernah membocorkan informasi militer apa pun. Satu-satunya kejahatannya adalah bertahan hidup. Masalahnya adalah ... apakah Kita siap untuk menghadapi Kuchiwara secara diplomatis atau sebaliknya, ”seru Watari yang berdiri di sampingnya.

​Kemudian Raja Hikusa mengangkat tangannya, seisi ruangan terdiam.

​“Brickvia, "Hikusa mulai berbicara, "akan selalu menghormati yurisdiksi kerajaan lain. Kita tidak akan menentang aturan Mereka di sana. Tapi mereka telah menahan rakyat Kita tanpa proses pengadilan. Dan itu tidak dapat diterima.”

​Seluruh yang hadir mengangguk setuju.

​“Namun, Kita tidak akan melakukan tindakan secara serampangan yang dapat Mereka jadikan alasan untuk eskalasi, ”lanjutnya.

​Matanya beralih ke Kurosuke. “Apa ada yang ingin Kau sampaikan, Jenderal?”

​Kurosuke mengangkat kepalanya

​“Yang Mulia, Saya meminta Anda mengirim utusan. Tuntut pembebasannya. Jika Mereka menolak, maka Kita harus memperjelas posisi Kita bahwa Brickvia tidak akan meninggalkan rakyatnya sendiri.”

​Hikusa memejamkan matanya sejenak.

Lihat selengkapnya