Mimpi buruk yang selalu datang kembali.
Mimpi akan kejadian dua tahun lalu itu saat dia berjalan perlahan menyusuri sebuah koridor yang gelap dan sempit, melangkah dengan berat seakan tubuhnya menolak untuk berjalan ke ujung koridor sana. Di ujung itu sebuah ruangan yang dindingmya semua dilapisi keramik putih, sangit tercium aroma karbol menyeruak dari balik pintunya. Di atas dua buah dipan lipat beralaskan terpal berwarna coklat dibaringkan sepasang suami istri yang sudah menjadi mayat, saat tangannya yang gemetaran membuka kain putih yang menutupi ke dua jasad dan kedua matanya nanar menyaksikan wajah diam dari papa dan mamanya.
Kasuma duduk merenung, dia tidak mau tidur lagi, "Sudah tiga hari ini aku tidak bisa tidur, tiga hari ini sejak dokter Ali mengatakan sesuatu mengenai penyakit Felik."
“Adikmu tidak akan bertahan lebih lama lagi Kasuma, dengan adanya serangan beruntun kemarin, itu sinyal bahwa jantung adikmu sudah tidak kuat lagi, dia bisa berhenti berdetak kapan saja. Bagaimanapun kita akan tetap berusaha sebisanya, walau mungkin hanya ada satu cara buat menyelamatkannya.”
Kasuma tertunduk lemas di kursi, “Transplantasi … tapi bagaimana mungkin?” rintihnya pedih.
+++
Di dalam sebuah kamar rawat inap.