Blurb
Nay pernah begitu ingin berada ditempatnya, menjadi seperti dirinya, dipuja, dianggap sebagai makhluk tanpa cela. Tetapi itu dulu, ketika dunia masih berpihak padanya. Ketika semua mata hanya tertuju untuknya. Ketika hidup tampak sempurna baginya. Ketika tragedi yang Nay sadari akan terjadi kala itu, bahkan tidak pernah ia prediksi akan membuatnya begini. Entah apakah rasa bersalah itu memang pantas menghantui Nay hingga detik ini. Membuatnya seolah hidup di atas pecahan kristal yang menyakitkan sekaligus membuatnya tampak berkilau sendirian.