Seperti biasa Silvi berangkat dan pulang sekolah diantar oleh sang kekasih sebut saja Sandi. Meskipun Sandi terkadang sibuk dengan kuliahnya namun ia selalu menyempatkan diri untuk mengantar ataupun menjemput Silvi. Suatu ketika Sandi terlihat sedang mengotak atik motor kesayangan nya.
"Aduh kenapa ya ini motor gak biasanya?" batin Sandi merasa kesal, sudah waktunya untuk menjemput Silvi sang pacar namun tiba tiba saja motor tak mau menyala.
"Hah? Mogok? Tumben yank?" tanya Silvi kepada Sandi dalam pesan WA
"Iya ni gak tau juga" jawab Sandi dalam WA di sela sela sibuknya mengotak atik motor kesayangan.
"Kamu pesan ojek online aja yank, atau taxi online atau naik bajaj atau apa gitu kayanya bakalan lama ini" pinta Sandi kepada Silvi yang khawatir bila Silvi terlalu lama menunggu
"Yah padahal kangen yank!!" jawab manja Silvi membuat Sandi GR
"Ah tiap hari ketemu juga" jawab Sandi dengan datarnya
"Ya udah aku sambil nunggu kamu selesai sambil liat liat kalo ada ojek atau taxi aku pulang ya" kata Silvi dalam WA
"Oke" jawab Sandi
Tak menyadari di seberang sekolah ada seorang laki laki setengah tua sedang memantau, ia duduk santai di sebuah warkop yang memang bersebrangan dengan sekolah Silvi.
"Wah wah cantik banget itu cewek!" batin laki laki setengah tua itu
"Wouy!! Pasti lagi bayangin yang enggak enggak ni aki aki!!" tegur Mpok Evi pemilik warkop melihat Pak Parjo sedang memantau gadis cantik di sebrang warkop
"Ah gak juga mpok, itu ada cewek kasihan sendirian aja" kata pak Parjo
"Iya biasanya dijemput pacarnya tumben belum dateng dateng " jawab mpok Evi
"Ooooo gua tawarin naik becak ah...hehehe" kata pak Parjo lalu bergegas menyebrang menghampiri Silvi
"Heleh tawarin becak apaan lu modus pasti kan!! ledek mpok Evi
"Biarin namanya juga usaha!!" jawab pak Parjo sambil tetap melangkah kan kakinya menyebrangi jalan
"Neng belum dateng jemputan nya?" tanya pak Parjo
"Eh iya belum ni pak motornya mogok" jawab Silvi
"Bapak anter aja yuk" pak Parjo menawarkan
"Gak usah pak ini masih nunggu kok siapa tau motornya bisa nyala" jawab Silvi
"Oooo masih nunggu ya" kata pak Parjo sambil mengangguk angguk, matanya pun jelalatan kemana mana
"Ckckckc produk luar negri ya ini mulus banget!!" batin pak Parjo sambil menelan ludah
"Ihh apa si bapak ini liat liatin gua mulu " batin Silvi merasa risih
"Ya udah neng ntar kalo mau naik becak panggil saya aja saya di sebrang noh di warkop" kata pak Parjo sambil menunjuk ke arah warkop
"Oke pak makasih" jawab Silvi. Lalu Silvi pun kembali menunggu kedatangan Sandi sang pacar yang tak kunjung tiba
"Aduh lama banget ya, gimana ini udah mau sore" Silvi nampak mulai panik. Dilihatnya tak ada kang ojek ataupun taxi yang melintas
"Apa gua download aplikasi ojek online aja?" Silvi berpikir
"Ah tapi ribet ah" Silvi mengurungkan niatnya lalu menengok ke sebrang jalan mencari cari pak Parjo si tukang becak yang tadi sempat menawarkan naik becak
"Mana ya tadi katanya bapak itu di warkop, becaknya juga masih ada kok" batin Silvi nampak kebingungan
"Hmmm" Silvi nampak tak sabaran karena hari semakin sore. Ia perlahan menengok ke kanan lalu ke kiri sebelum menyebrangi jalan menuju warkop.
"Kok sepi?" batin Silvi yang telah sampai di warkop
"Permisi, halo?! permisi?" Silvi memanggil, ia tak melihat ada siapapun disana
"Pada kemana si?" batin Silvi. Karena penasaran Silvi pun memberanikan diri melangkah masuk perlahan ke bagian dalam warkop, selangkah demi selangkah membawa dirinya semakin dalam masuk ke warkop. Didengarnya suara yang lirih dan samar samar. Seperti suara orang yang sedang makan? Atau?? berciuman??
"Hahh? Masa sih? Bapak becak tadi? Ciuman?" Silvi menebak nebak, ia pun semakin nekat karena sudah merasa tanggung. Tak lama kemudian sedikit terlihat di balik sebuah lemari ada tubuh bagian belakang wanita yang bergerak gerak, Silvi pun melongok penasaran siapa itu? Silvi nampak fokus memperhatikan.
"Hah?! Mpok Evi? Ngapain si?" Silvi penasaran, ia coba lebih mendekat lagi untuk memastikan siapa sebenarnya wanita itu
"Astaga!! Benar benar Mpok Evi" Silvi terhentak melihat dengan jelas mpok Evi pemilik warkop sedang melakukan kegiatan memaju mundurkan kepalanya. Meskipun hanya terlihat sebagian saja dan itupun dari belakang.
"Hah?? Bapak becak?! Ckckck" Silvi geleng geleng kepala ketika mengetahui bahwa yang sedang diservis oleh mpok Evi adalah bapak tukang becak
"Yang tadi nawarin gua naik becak? Hiiiii ngeri ah!!" batin Silvi lalu bergegas balik kanan dan cepat cepat pergi dari sana
"Aduuuuhh!!" Silvi menyenggol kaki meja warkop