Sinama [Sina & Sima]

Nurul Sa'adah
Chapter #1

Bertemu #1

Kring ... Kring ...

Sedari tadi jam weker milik Sina berbunyi tanpa henti. Sedangkan sang empu masih setia menutup matanya tanpa berniat untuk bangun, mandi, sarapan, hinga ...

Byur

Sina langsung bangun. Samar-samar matanya melihat seorang wanita paruh baya yang sepertinya dikenalnya.

“Mama!” Sina segera bangkit menuju kamar mandi untuk segera melakukan ritual mandi.

Rini—Ibu Sina—benar-benar sudah tidak tahu lagi bagaimana membuat anak itu disiplin. Rini kembali ke ruang makan bergabung dengan Ferdi—Ayah Sina, Kasih—Adik Sina, dan Maya—Kakak Sina.

Setelah selesai mandi, ganti pakaian, Sina segera menuruni tangga menuju ruang makan. 

“Selamat pagi!” Seru Sina tersenyum kepada seluruh keluarganya.

Sebelum duduk tenang dimeja makan, ada satu hal yang tidak akan pernah bisa dia lupakan, mengacak rambut adiknya!

“Kak Sina!” teriak Kasih geram dengan kelakuan kakaknya.

“Kamu kayak gak tahu Kakak aja.” Sina tertawa lepas setelahnya. 

Sina duduk disebelah Kakaknya Maya yang sangat galak! Bayangkan saja, setiap barangnya disentuh dia akan berteriak seperti singa yang marah. Maya melebihi Rini pemarahnya.

“Selamat pagi Kak singa.” Sina hormat kepada Maya. 

“Apa kata kamu!” Maya melototi Sina membuat Sina bergidik ngeri.

“Jangan pada berantam, pagi-pagi, suasananya langsung enek. Cepat makan!” Tegur Ferdi.

Semuanya makan dengan tenang, tanpa ada yang bicara. Katanya sih, pamali kalo bicara pas makan.

“Maya, nanti dijalan jangan berantam sama Sina. Ini hari pertama dia sekolah,” ucap Ferdi mengingatkan. Yang diingatkan hanya memutar bola matanya malas.

“Gak janji Yah,” ucap Maya.

Cring

Semua orang menatap Rini yang meletakkan sendok diatas meja makan kaca dengan keras sehingga menimbulkan bunyi.

“Kalau kalian ketahuan berantam uang saku kalian Mama potong.” 

Sina melotot tak percaya. “Kan Kak singa yang duluan Ma!”

“Iya, Maya yang duluan, tapi kamu yang jawab,” jawab Rini.

“Kan biar ada tegang-tegannya. Gak mungkin juga Sina dengerin omelan dari Kak singa! Lagian, bentar lagi Kak singa kan pengen pergi ke universitas yang jauh,” ucap Sina menekan kata universitas dan jauh.

“Bagus. Kalau kalian pisah, rumah lebih tenang!”

“Iihh, Mama tega!”

“Pokoknya, kalau ketahuan berantam, potong setengah persen.”

Lihat selengkapnya