Sinar Fajar Hitam

Ganik
Chapter #3

BAB 1.3: DINDING TEBAL DI SEKELILING KITA (part 3)


Grasak! Cakar tajam sang naga menghujam tembok tempat Tama berada sesaat sebelumnya. Tama telah menendang tembok sambil berpegangan erat ke tali, sehingga ia telah berayun ke belakang sang naga. Tidak lama, bagai sebuah bandul, Tama dan bocah kembali berayun ke arah sang naga. 

Namun Tama tidak mengayun dengan tangan kosong. Memanfaatkan momentum ayunan, ia melancarkan tinju yang telah diperkuat dengan senjata penguat pukulan. Naga yang masih kebingungan tidak sempat menghindar. 

Duar! Pukulan Tama yang telah diperkuat hingga puluhan kali menghantam punggung naga dengan telak. Pukulan Tama menjepit naga dengan dinding sehingga dinding sontak menjadi retak bagai dipukul bola godam yang besar. Naga penjelajah kehilangan kesadaran dan langsung meluncur jatuh. 

Tama berhasil mencapai puncak dinding dan langsung meletakkan sang bocah di salah satu ruangan dalam menara. Ia kembali keluar lalu berlari melihat keadaan di gerbang. Ada dua naga prajurit sedang berusaha merobohkan gerbang dan lima naga penjelajah yang terlihat mencoba memanjat tembok. Para kontraktor menembak membabi buta menghamburkan peluru mereka yang tidak bisa menembus kulit naga yang tebal. Menimbulkan suara yang bising dan debu mengepul dan rasa panik yang terus meningkat.

Kedua naga prajurit bergantian menghantam gerbang. Setiap pukulan mereka mendarat di gerbang, dinding bergetar hingga terasa ke menara-menara yang berdekatan. Mereka menghantam dengan tangan, dengan bahu, dengan siku, bahkan sesekali dengan kepala. Di sela-sela hantaman terkadang mereka meraung seakan saling menyemangati. 

JLEB! Tiba-tiba di pinggang salah satu naga tertancap sebuah tombak besi. Seorang operator sibat berhasil mengenai sasaran. Namun tampaknya tidak terlalu dalam. Sang naga tidak terlihat terlalu terganggu. Ia memegang tombak itu dan mulai berusaha untuk mencabutnya.

“Ledakkan sekarang!” Teriak Tama ke radio, memastikan sang operator sibat mendengar. 

Di seberang sana, sang operator seperti tersadar dan mencari detonator yang tidak ada di sampingnya. “Yang ini bukan?” tanya seorang rekan yang berada di belakangnya. 

Lihat selengkapnya