Sinar untuk Genta

Rika Kurnia
Chapter #16

Bab Limabelas - Kembalinya Genta

Siang cepat sekali berganti menjadi sore. Tidak banyak yang dilakukan Sinar hari ini. Dia lebih sering berdiam diri di ruang piano. Dan untuk pertama kalinya juga Sinar sengaja melewatkan beberapa kelas yang harusnya bisa menjadi bekal untuknya di masa depan. Bahkan, sekarang Sinar sudah tidak yakin apakah dirinya bisa menjadi seorang piania profesional.

Sinar lebih banyak melamun. Dia merindukan papanya dan seorang cowok yang menghilang tanpa jejak. Termasuk mamanya yang belum juga sadarkan diri. Sinar merasa hidupnya sudah hampa. Bunyi klakson mobil Andin seketika membuyarkan lamunannya. Sinar tersentak.

“Nar! Ayo pulang bareng gue!” seru Andin dari dalam mobil.

“Kamu duluan aja, Ndin. Sebentar lagi angkotnya dateng, kok,” jawab Sinar setengah berteriak. Dia yakin Andin ada di depannya.

Lalu Andin keluar setelah mematikan mesin mobil berwarna merah itu. Andin menghampiri Sinar dan berdiri di sebelahnya.

“Nar, elo kenapa sih? Dari kemaren sikap elo aneh. Gue ada salah sama elo makanya elo kayak orang lagi marah begini?” sergah Andin yang memang sejak kemarin sudah menyimpan dugaan ini.

“Aku enggak marah sama kamu, Ndin. Aku kan, udah bilang kalau aku cuma enggak mau ngerepotin kamu . Itu aja, kok.” Sinar memberikan alasannya.

“Tapi itu cuma spekulasi elo aja, Nar. Padahal gue sama sekali enggak punya pikiran kayak gitu,” balas Andin lagi. Dia mulai gemas bercampur kesal.

Sinar bungkam. Dia memanglingkan wajahnya dari Andin ke arah lain. Lalu Andin berusaha menarik tangan Sinar untuk bangkit dari posisinya. Namun, Sinar menepis tangan Andin dengan kasar. Hal yang sama sekali tidak pernah Sinar lakukan sebelumnya.

“Aku bisa sendiri, Ndin. Tolong jangan menganggap kebutaan aku ini menjadi sesuatu yang harus kamu kasihani. Aku enggak suka.” Nada bicara Sinar teramat ketus. Tentu saja hal itu membuat Andin mengernyit semakin bingung.

Lihat selengkapnya