Daur (207)
Pemuda yang masih sangat muda, tetapi akan menjadi tokoh besar itu, berhitung-hitung segala sesuatu yang ia lihat dan alami. Pertama, semburan lumpur itu terjadi di desa-desa sekitar sebuah delta tempat sebuah sungai besar membelah bercabang dua.
Pada zaman itu manusia dengan alam masih bersatu seperti tubuh dengan darahnya sendiri. Terkadang manusia merasa ia bagian dari alam yang luas, pada saat lain ia menemukan alam menjadi bagian dari jagat dirinya. Terhadap sungai bercabang dua itu naluri pemuda itu langsung merangkai semacam mistifikasi. Tentu ia bukan kelas manusia klenik yang mengarang-ngarang, mengkhayal-khayalkan untuk mempertemukan sesuatu yang sebenarnya tidak ketemu.