Sincerite

Thata Adi
Chapter #6

Challenge dari Rey

Di dalam kelas, Azka, Albar, dan Rey saat ini tengah mengemasi barang-barang mereka setelah jam pelajaran terakhir di tutup lima menit yang lalu. Membuat suasana kelas 9A cukup riuh. Mayoritas di antara mereka tengah mengobrol ringan membahas pr untuk besok hari yang cukup fenomenal.

Yup! Membuat percakapan sehari-hari dengan keluarga menggunakan bahasa Inggris. Meskipun sekilas terlihat sederhana, namun pekerjaan rumah yang satu ini terbilang cukup rumit untuk dikerjakan. Salah satu kriterianya adalah percakapan ini harus dibuat dengan se-sopan mungkin, tetapi tetap terdengar casual.

Amel mendengus kesal, sampai saat ini ia masih belum ada ide membuat tugasnya itu. “Na, lo udah buat pr English dialogue?”

Ana fokus memasukkan bukunya ke dalam tas, tapi ia tetap membalas pertanyaan Amel. “Belom sih. Tapi gue mah santai aja.”

Amel sedikit melongo, pasalnya Ana terlihat berbeda dari biasanya. Bahkan, Ana-lah yang biasanya paling panik kalau ada tugas yang tak bisa ia kerjakan.

“Kenapa lo? Tumben bisa santai-santai? Biasanya lo yang paling panik.”

Ana tersenyum bangga. “Tenang lah, kan ada google translate.”

Amel melongo lebar-lebar. “What?! Jadi, lo pakai google translate selama ini?” tanyanya sedikit tak percaya.

“Iya dong. Ana gitu loh.” ujar Ana berbangga diri seraya mengibaskan rambutnya.

Amel memeluk Ana, bahagia. “Waaa! Ternyata kita ini memang bestfriend forever, deh. Sama-sama pakai google translate kalau buat tugas bahasa Inggris.”

“Luv youuuuuu!! Waaaa!”

*****

Azka, Rey, dan Albar kini telah tiba di komplek toilet usang ujung sekolah. Albar sebenarnya tidak setuju ia ikut melihat challenge Rey kepada Athala ini, dengan alasan ia akan ketinggalan jemputannya.

Tapi bukan Rey namanya kalau tidak suka memaksa, ia bilang nanti barengan saja bersama supir pribadinya. Albar hanya bisa mengangguk mengiyakan saja lah.

“Oke, sekarang gue harus apa?” tanya Athala.

”Sekarang lo taruh tas lo di sana!” Rey menunjuk ke sebuah kursi tua yang sudah rapuh. Kemudian Athala mengikuti perintah Rey itu. Seperti anjing peliharaan saja! Ups.

“Udah.”

“Lo berdiri tegak di depan cermin itu.” Rey terus mengarahi Athala sesuai rencana konyolnya itu.

Albar hanya menggeleng kepala saja. Sangat memalukan! Albar melihat ke sekitar, disini memang tempat yang agak menyeramkan. Selain sudah tua, bangunan ini sangat tepat sekali di sudut sekolah yang cukup gelap.

Tapi tunggu. Ia merasa ada yang janggal disini. Toilet ini terlihat sudah lebih rapi dibandingkan tadi pagi ia datang ke sini. Dan lebih harum.

Albar bergidik ngeri, sambil sesekali ia memeluk badannya sendiri. Benar-benar mistis!

Lihat selengkapnya