Sincerite

Thata Adi
Chapter #10

Free Class

Suasana di kelas 9A saat ini terlihat sangat riuh, bagaimana tidak? Saat ini mereka tengah free class. Yup! Hari ini pelajaran prakarya tidak ada guru dan beruntungnya lagi, tidak ada tugas yang diberikan sama sekali oleh guru yang terkait.

Semua siswa nampak bergembira satu sama lain. Tapi tetap saja, mereka harus mematuhi peraturan yang telah disepakati seluruh siswa kelas 9A, agar tidak ribut selama free class, dikarenakan demi menjaga nama baik kelas. Adakah disini yang mau nama 9A rusak gara-gara ribut?

Tampak dua orang gadis tengah mengobrol riang. Siapa lagi kalau bukan Ana dan Amel? Dua manusia yang selalu menempel satu sama lain.

Ana dan Amel kini tengah berbincang-bincang ala perempuan papan atas. Suara mereka berdua ini memang dijuluki sebagai mulut toa dikelas ini. Sehingga apa yang mereka bicarakan dapat di dengar seluruh penghuni kelas yang rata-rata tak terlalu ribut.

Ana menggaplak bahu Amel. “Ngaakaaakk tingkat dewa! Hahahhaha, adooh perut gue sakit.”

”Hahah. Eh lo coba liat ini deh,” Amel menunjukkan sebuah promosi online di ponselnya. “Ini menu baru tau dari restoran ini. Japanese food gituuu, pasti enak. Nanti kita kesana yok, cicip-cicip.”

Ana terlihat kegirangan, sambil mendelik kaget. “Mana? Mana?” Ana merebut ponsel Amel. “Wih ini kan makanan yang lagi trendig di Jepang.”

”Boleh, boleh banget di coba nih.”

Ana merebut balik ponselnya dari tangan Ana. “Eh kita buat instastory yok.” Ucap Amel mengajak.

“Kui lah.” Amel mengarahkan kamera ponselnya dengan berpose bak model yang tengah dipotret. “Lo gayanya yang bener dong, Na. Followers gue banyak yang liat loh.”

“Iye, iye ah.” Ucap Ana sebal. “Eh ini filter lo nyolong dimana sih? Kok gue yang cakep gini jadi tambah cakep.”

“Ini filter artis yang promosiin tau, keren kan?”

“Foto yang ini guenya jelek ih, jangan yang itu di post.” Ana menunjuk ke sebuah foto yang sudah diambil Amel disaat ia belum siap.

”Salah lo! Ini gue photogenic banget sumpah, coba deh perhatiin baik-baik.” Ucap Amel bangga.

Ana memutar bola matanya, malas. Kemudian ia menatap ke belakang, ia melihat Nadya yang tengah sibuk dengan ponselnya. “Eh Nad, Nadyaaa. Sini dong ikutan buat instastory. Biar lo tambah terkenal. Sini deh.”

Kemudian Amel menyorotkan kameranya ke arah Nadya sambil memanggil-manggil nama Nadya. “Nad, Nadyaa.” Nadya menutup wajahnya menggunakan tangannya.

“Tuh liat guys, ada Nadya. Trus disini ada Shanty. Shan, Shanty. Liat kamera dong.” Ucap Amel sambil menyorot Shanty yang tengah membaca novel. Shanty mengembangkan senyum manisnya ke arah kamera sembari berkata ‘hai’.

Amel menyudahi rekaman yang berdurasi tiga puluh detik itu. Kemudian tanpa basa-basi ia langsung meng-uploadnya di akun instagram pribadinya.

“Eh eh, Na.” Panggil Nadya ke Ana. “Coba deh lo liat ini. Ini kan artis cowok tiktok yang kontennya uwu itu.” Ucap Nadya sambil memperlihatkan video di ponselnya.

Ana merebut ponsel Nadya. “Eh iya beneran. Dia naik daun banget sekarang ya.” Ucap Ana takjub.

“Gilak sih ini orang, udah cogan, lucu, tajir lagi.” Ujar Nadya memuji.

“Girls, buat tiktok yuk.” Ajak Amel bersemangat.

“AYOOK!” Ucap Ana dan Nadya kompak.

*****

Albar membuka tasnya, ia sedang mencari sesuatu sekarang. Nah dapat! Ia mengambil novel yang ia bawa setiap hari di dalam tasnya. Daripada bosan bukan?

Disamping Albar, terlihat Rey sangat fokus dengan ponselnya. Pandangannya terlihat sangat fokus. Albar yang tengah asyik membaca buku, tiba-tiba saja terlintas di otaknya sebuah ide. Daripada baca novel terus, bagaimana kalau nonton film aja? Pasti seru tuh, pikirnya.

Albar menggoyang-goyangkan bahu Rey. “Rey,” panggil Albar.

Lihat selengkapnya