Sincerity

Sindiaasari
Chapter #3

Dua

Di tengah lapangan yang terik, sekumpulan anak kelas XII IPS 1 tengah saling mengumpan bola. Satu kelas hanya dibagi menjadi 2 kelompok dan itu pun sekaligus menentukan sebagai tim. Tak peduli laki-laki atau perempuan mereka berbaur menjadi satu ketika mendapati jatahnya. Satu lapangan yang berisi 32 siswa dengan masing-masing kubu itu terasa menyesakkan. Tetapi tak membuat bola yang sedari tadi terus bolak-balik melewati atas net itu dibiarkan berakhir jatuh.

Bila ada yang bertanya, kelas itulah yang dianggap paling jago untuk pertandingan bola voli. Setiap diadakan lomba, sudah dipastikan para guru olahraga menunjuk siswa dari kelas itu. Bila diadakan pertandingan lomba antar kelas pun sudah tak diragukan lagi siapa pemenangnya.

"Cal! Passing!"

Air muka Calla langsung berubah serius, memang sedari tadi ia tak mendapati operan bola dan kali ini ia harus bisa. Calla memang berada di bagian tengah, dan sedari tadi pula bola itu tak pernah sampai di dirinya. Ketika bola menuju ke arah timnya, sudah lebih dulu ditangkis oleh para anak yang berada di depan dan saat itu juga bola langsung berbalik lagi melewati net.

Bugh!

Calla berhasil mengembalikan bola itu ke arah lawan. Walaupun tubuhnya tergolong kecil tapi tenaga yang dihasilkan perempuan itu cukup kuat. Bolanya terlempar cukup jauh melewati net dan akhirnya masuk. Peluit tanda selesainya permainan sudah berbunyi tepat ketika bola itu mendarat di dalam lapangan karena tak ada kesiapan di pihak lawan.

"Yak!"

Tim ganjil kali ini menang. Saling bertos ria walaupun kali ini hanya bertanding dengan teman sekelas.

"Baiklah, pelajaran kali ini cukup. Silahkan kembali ke kelas. Kalian masih punya waktu setengah jam untuk ganti dan istirahat. Selamat pagi."

"Pagi pak!" Semua barisan itu pun langsung membubarkan diri. Berlari memencar kemanapun mereka mau.

Calla dan Kiya sendiri memilih langsung kembali ke kelas lalu berganti seragam. Sudah terlalu gerah dengan seragam olahraga mereka yang basah oleh keringat. Ketika sampai di bangkunya, Calla dan Kiya mendapati dua gelasan jus alpukat. Diantara dua gelas itu terdapat sebuah note di kertas berwarna biru muda.

Dua jus alpukat buat kamu sama Kiya. Pacarnya Raka keren waktu main! Love u!

Calla tersenyum. Sudah sangat tau siapa dalangnya. Jam pelajaran olahraga di kelas Calla memang berada di jam ke 3 dan 4 yang terpotong istirahat, tetapi guru yang mengajar lebih memilih menggunakan jam istirahat dibandingkan harus terpotong. Maka tak heran bila Raka bisa berbuat seperti ini. "Nih, Ki buat lo satu."

"Serius? Ahh makasih. Kan jadi gue yang melting. Sumpah pacar lo tuh Cal, baiiikk banget." Kiya berucap gemas sekaligus senang. Bagaimana ia tak senang bisa ikut kecipratan keromantisan dari pacar sahabatnya itu.

Hal seperti ini memang bukan sekali dua kali terjadi, bahkan hampir setiap habis pelajaran olahraga kedua perempuan itu selalu mendapati minuman di meja mereka.

Raka itu, so sweet.

***

Arsena Rakasatya

Cal, maaf ya nanti nggak bisa anter pulang. Aku ada kumpulan fotografi.



Priscanara Calla

Iya nggak papa kok, nanti aku bisa naik angkot.



Arsena Rakasatya❤

Jangan naik angkot ya. Bareng Kiya aja.



Lihat selengkapnya