Sincerity

Sindiaasari
Chapter #4

Tiga

"Maaf tante, Callanya ada?"

"Oalah kamu to, Rak. Tante kira siapa malem-malem datang. Calla ada kok, ayo masuk."

Mira bahagia, ternyata putrinya itu memiliki sosok laki-laki yang sangat baik. Padahal ia sempat menentang keras hubungan Calla dengan Raka waktu pertama kali Calla mengenalkan. Raka tinggal sendirian di kota ini. Ketika ditanya orang tuanya, pemuda itu menjawab dengan ketidaktahuan.

Meskipun Mira tak begitu dekat dengan sang putri, namun ia juga harus memperhatikan pergaulan putrinya. Berbeda dengan suaminya yang sangat setuju pada waktu itu. Mungkin suaminya sudah kenal terlebih dulu dengan Raka.

Hingga pada akhirnya ia bisa menerima Raka ketika pemuda itu mampu membangkitkan Calla yang saat itu begitu terpuruk karena kepergian papanya, suaminya. Pemuda itu sangat baik, tulus, dan terlihat sangat menyayangi putri satu-satunya.

"Loh, Rak, kamu disini?"

Raka tersenyum lebar. Dia tadi memang tak memberitahu Calla bila akan datang.

"Yaudah, Rakanya ditemenin dulu. Mama buatkan minum ya."

"Nggak usah repot-repot tante. Ini Raka mau ajak Calla keluar, boleh?"

Mira tersenyum menatap putrinya yang sekarang menggunakan piyama tidur motif doraemon. "Kalo tante sih boleh, tapikan yang mau kamu ajak Calla, jadi ya terserah Callanya."

"Mau kemana?"

"Enggak kemana-mana, cuma mau jalan-jalan dikit."

"Yaudah, aku ganti baju dulu." Calla pun beranjak menuju kamarnya. Raka itu memang seperti itu. Suka tiba-tiba datang dan mengajak pergi. Senang sih sebenarnya, tapi kalo Calla lagi sibuk gimana. Kan kasian Raka harus balik lagi.

"Yaudah tante ambilin minum, sambil nunggu Calla."

"Ah iya tante makasih."

Raka bahagia. Senang rasanya ketika mama Calla yang dulu terang-terangan menunjukkan rasa tidak suka padanya bisa berubah menjadi sangat baik.

Raka paham pemikiran dari seorang ibu itu, mungkin bila Raka jadi Mira, Raka akan melakukan hal yang sama.

"Ini Rak, seadanya ya."

"Ah iya tante, makasih."

Mira duduk di sofa seberang Raka. Memulai pembicaraan ringan agar tak terkesan jauh.

Setelah sekitar lima belas menit, Calla sudah keluar dari kamar. Perempuan itu menghampiri Raka dan sang mama. Tidak repot, ia hanya menggunakan celana jeans dipadukan dengan sweater maroon kesukaannya. Juga tas kecil guna menaruh ponsel dan dompetnya.

"Udah siap?"

Calla mengangguk. "Yuk."

Keduanya pun berpamitan. Sebelumnya Mirna juga mengatakan untuk pulang tidak larut, mentok pukul sepuluh.

***

Calla dan Raka saat ini tengah berada di sebuah alun-alun kota yang sangat terkenal. Orang Jogja kerap menyebutnya Alun-alun kidul, dengan kidul (bahasa jawa) yang berarti selatan.

Keduanya berjalan memutari alun-alun sambil bergandengan. Maklum, ala pacaran anak muda.

Malam ini suasana disini sedikit ramai. Padahal bukan weekend. Ditengah alun-alun itu banyak anak-anak yang bermain kinciran berwarna. Terlihat sangat bahagia ketika melesatkan mainan itu dari tangan-tangan mungilnya. Kemudian disusul dengan aksi kejar-kejaran untuk menangakap kinciran itu.

Senyum Calla mengembang.

Lihat selengkapnya