Sincerity

Sindiaasari
Chapter #12

Sebelas

Motor matic yang dikendarai Raka itu telah sampai di depan pekarangan rumah kekasihnya. Calla turun dari boncengan. Menatap sebentar wajah kekasihnya lalu tersenyum samar.

"Makasih ya, hati-hati pulangnya." 

Hati Raka kembali sakit. Tak biasanya Calla tak menawari untuk sekedar mampir. "Cal--"

"Aku masuk dulu."

Mata Raka terus mengamati punggung mungil pacarnya yang berjalan lurus tanpa menengok berbalik. Perlahan raga itu hilang diambang pintu.

Sudah berkali-kali Raka menghela napas kasar. Bodoh!

Setelahnya Raka pun melajukan motornya keluar area rumah Calla dan pergi tanpa arah.

Di dalam rumah, Mira-mamanya memandang Calla dengan heran. Pasalnya setelah masuk tadi putrinya itu buru-buru naik ke atas tanpa menyapanya. Tumben. Calla tak biasanya seperti itu. Apalagi ia tadi sempat melihat wajah sembab putrinya. Mira jadi khawatir. Buru-buru wanita itu menyusul ke kamar Calla.

Ceklek.

"Sayang,"

Calla tersentak. Dengan cepat ia mengusap kasar air matanya yang meleleh.

Mira mendekat. Walaupun sudah diusap nyatanya ia dapat melihat sisa air mata yang masih tersisa di pipi putrinya. "Anak mama kenapa?"

Calla menggeleng. "Calla nggak papa kok ma."

Mira mengelus lembut rambut putrinya. "Sayang, kamu masih punya mama buat tempat cerita. Kalau ada masalah cerita sama mama. Mama nggak mau anak mama memikul masalahnya sendiri. Mama cuma punya Calla." 

"Mama tau, dari dulu kalau Calla ada masalah Calla ceritanya sama papa karena mama sibuk kerja. Mama minta maaf sayang. Tapi--" Mira mengusap air matanya yang ikut meleleh. Ia teringat ketika putrinya itu lebih dekat dengan sang suami dibandingkan dengan dirinya, ibunya. Tetapi semenjak satu tahun yang lalu sang suami dipanggil sang Pencipta, Mira akhirnya sadar. Mau seberapa keras ia bekerja tetapi jika melihat putrinya tidak bahagia karena kurang kasih sayang dari seorang ibu, ya sama saja. "Semenjak papa udah ninggalin kita, mama berusaha selalu ada buat kamu. Izinkan mama menebus kesalahan mama karena waktu kecil mama nggak ada buat kamu. Mama sayang sama Calla."

Calla semakin terisak. Membahas ini, ia jadi teringat papanya. Bagaimana terpuruknya dia satu tahun yang lalu, dan hanya Raka yang mampu mengembalikan Calla seperti sedia kala. Hingga Calla mampu menjadi Calla yang sekarang. 

Lihat selengkapnya