Sincerity

Sindiaasari
Chapter #21

Dua puluh

Tangan Calla saling meremas seiring dengan langkahnya yang bersandingan dengan Raka. Perempuan itu bingung mau minta izin seperti apa kali ini. Tidak mungkin kan dia bilang kalau mau lihat Asanya kak Saka?

Calla menahan tangan Raka. Membuat laki-laki itu ikut berhenti. "Kenapa?" Tanyanya lembut.

"Eng--" masih dengan posisi berhadapan semacam ini, Calla bertambah gugup untuk berbicara. Bibirnya ia gigit guna mengurangi.

Raka merendah, menyamakan posisi wajahnya didepan wajah Calla. Tangan laki-laki itu turut andil untuk mengusap pipi Calla dengan lembut. "Kenapa? Bilang aja."

"Pulang sekolah aku mau--"

"Cal, maaf ya. Untuk saat ini setelah pulang sekolah aku nggak bisa nemenin kamu kayak biasanya. Aku cuma punya waktu untuk anterin kamu pulang. Nggak bisa jalan-jalan kayak dulu lagi."

Mata Calla menyorot tertarik. Perempuan itu sudah tidak gugup lagi. "Kenapa?"

Raka menegak kemudian membawa Calla untuk duduk di bangku taman sekolah. Duduk berdampingan dinaungi satu pohon sawo yang rindang.

"Mulai kemarin aku kerja, dari pulang sekolah sampai malem. Jadi aku minta maaf ya kalo nggak bisa ajak kamu main kaya biasanya."

"Kerja?" Calla jelas kaget. Apa Raka ada masalah keuangan sampai laki-laki itu harus kerja?

"Iya, kebetulan ada sesuatu yang pengen aku beli jadi aku harus punya uang lebih." Ucap Raka sembari tersenyum lembut. Tangannya terulur untuk merapikan beberapa helai rambut yang bertebangan karena angin yang cukup kencang.

"Emang apa yang pengen kamu beli? Siapa tau aku bisa bantu."

Raka kembali tersenyum. "Ada pokoknya. Kamu nggak usah khawatir gitu dong. Aku juga nggak kerja berat kok."

"Rak, gimana aku nggak khawatir kalo kamu harus kerja gini. Siang kamu sekolah, malem harus kerja. Pasti capek. Atau kamu kerja gara-gara sering jalan sama aku?"

Air muka Raka berubah tak suka. Kemudian menggeleng kuat. "Eh, enggak. Sama sekali enggak. Dan alasanya bukan itu Cal."

"Ya terus? Aku nggak suka ya kalo kamu nyembunyiin sesuatu sama aku. Kalo kamu ada malasah, cerita."

"Aku kan tadi udah bilang, ada sesuatu yang harus aku beli--"

"Ya apa?" Potong Calla. Perempuan itu gemas sendiri ketika Raka tak benar dalam menyampaikan. 

"Lensa. Aku kemarin ngerusakin lensa kamera sekolah. Jadi aku harus ganti."

"Gitu?" Calla pun mengangguk mengerti. "Aku ada sedikit tabungan kok di rumah. Nanti--"

"Shuut, enggak. Aku harus ganti dengan uang aku sendiri. Tugas kamu, kasih semangat. Oke?"

Raka yang tersenyum lebar mau tak mau membawa Calla ikut tersenyum. Senyum sendu sebwnarnya yang ditujunjukkan Calla. "Yaudah, tapi jangan capek-capek ya."

"Siap Tuan Putri!" Ucap Raka lantang. 

Maaf ya Cal, aku nggak bisa jujur ke kamu. Aku takut kamu malah takut sama aku. Aku nggak mau kamu pergi ninggalin aku setelah kamu tau kalau ada yang nggak beres di tubuhku.

"Yaudah yuk, pulang." Lanjut Raka.

Lihat selengkapnya