Sudah dua hari Raka bersikap acuh tak acuh pada orang-orang disekitarnya. Terutama yang pernah dekat dengan dia.
Sandi saja dibuat kelimpungan ketika satu hari lalu tiba-tiba Raka berpindah tempat duduk. Laki-laki itu memilih duduk sendirian tepat di depan meja guru. Tak biasanya. Pasalnya meja itu hanya diisi oleh mereka yang paling akhir datang ke kelas. Sedangkan Raka, laki-laki itu bahkan berangkat paling pagi dari semuanya.
Terlebih, ketika Sandi berusaha membuka obrolan, Raka sudah lebih dulu pergi. Melengos keluar kelas tak menghiraukan keberadaan sohibnya itu.
Hal ini tentu membuat sebuah tanda tanya besar di kepala Sandi. Kenapa Raka mengindar? Dan parahnya lagi hal ini terjadi pasca hari putus Raka dengan Calla.
Berbicara mengenai Calla, ketika keduanya berpapasan tanpa sengaja, Raka sudah lebih dulu memutus jarak. Laki-laki itu memilih berbalik atau berbelok agar tidak berpapasan dengan mantan kekasihnya itu.
Tentu saja hal ini membuat Calla kian merasa tersakiti. Mau bagaimanapun juga Calla masih belum mampu menerima kenyataan ini. Walaupun kata putus itu keluar dari bibirnya sendiri, tetapi nyatanya si hati kecil menginginkan hal lain. Ia masih sangat menyayangi Raka.
Dua hari pasca mereka putus, Raka bahkan tidak sekalipun menemuinya. Untuk sekedar aksi protes atau rasa ingin meminta penjelasan mengenai satu hal pun tidak. Yang ada laki-laki itu justru terus menghindar. Semacam, ini adalah hal yang memang sudah menjadi sebuah garis di hubungan mereka. Semacam, Raka yang memang menginginkan hal ini terjadi.
"Cal!" Calla tersentak dari lamunannya. Perempuan itu terkejut ketika matanya melihat secup jus alpukat tengah disodorkan kepadanya. Tanpa sadar segaris senyum Calla terbit di bibirnya.
Ternyata Raka masih sangat--
Senyuman Calla luntur seketika ketika melihat siapa si pemilik tangan yang tengah meyodorkan jus alpukat itu.
"Lo suka jus alpukat kan? Kebetulan gue tadi dari kantin. Nih."
Calla menghela napas pelan. Ini bukan Raka. Dan kenapa dia jadi teringat dengan Raka?
"Makasih ya Ru, ini uang--"
Daru terkekeh pelan, "ya ampun Cal, gue ikhlas kali beliin lo. Ini buat lo." Ucapnya sembari tersenyum manis. "Yaudah, gue balik ke kelas dulu ya. Jangan lupa diminum."