"LO GILA CAL!"
Calla mengerucutkan bibirnya. Sudah berpuluh kali Kiya terus mengatakan dia gila. Sumpah! Kalau bukan teman, Calla sudah menguncir itu mulut Kiya.
Selepas Calla membagikan story di Whatsapp beserta Instagramnya semalam, Kiya tak berhenti menerornya. Tak tanggung-tanggung, sedetik setelah Kiya melihat storynya perempuan itu bahkan langsung meneleponnya via video. Kiya bilang, dia ingin membuktikan kalau yang Calla buat bukan status palsu. Ya bagaimana Kiya tak mengira itu status palsu? Pulang bersama kak Saka tadi Calla bilang ingin pergi ke pameran seni lukis. Tapi kenapa temannya itu malah sampai di Bukit Paralayang! Melihat sunset pula!
"Cal! Lo tega nggak ngajak gue!"
"Ihh aku kan juga cuma diajak. Lagian kalo aku ajak kamu, mau bonceng tiga?"
Kiya ikut mengerucutkan bibirnya. Kakinya tak berhenti ia adukan dengan kaki meja. "Cal, gue mau punya kaya kak Sakaaa."
Calla tertawa melihat aksi Kiya yang seperti anak kecil. Dibalik sifat Kiya yang seenak dan sebar-bar itu ternyata Kiya mempunyai sifat semacam ini. "Eh btw Ki, kak Saka jomblo deh kayaknya."
"Ya dia juga nggak mungkin deketin lo kalo dia punya pacar, Calla pinter!" ucap Kiya geregetan. Untung Kiya sabar punya teman telmi seperti Calla.
"Siapa bilang kak Saka deketin aku? Nih ya Ki, kita itu temen. Enggak ding, kak Saka itu--"
"Temen rasa pacar!"
Calla melongo. Memang ada yang seperti itu? Pasalnya yang Calla tau, teman ya teman, pacar ya pacar. Enggak ada yang teman rasa pacar.
Sontak Calla bergidik ngeri. Nggak mungkin kan dia sama Kiya--
"Mikir apa lo?!"
Mimik Calla kembali cemberut. Kiya ini ya, dasar! Entah bagaimana caranya Kiya selalu bisa menebak apa yang ada di pikirannya. Apa jangan-jangan Kiya bisa mendengar kata hati?
"Nggak usah mikir aneh-aneh. Sorry nih ya, bukannya gue kelewat pinter. Tapi elo yang bego."
Calla tidak terima. Perempuan itu menabok lengan Kiya lumayan keras. "Aku nggak bego Ki. Nih, sekarang aku tanya, siapa yang paling sering nyontek tugas sama ulangan? Kamu kan. Jadi yang bego siapa?"
Kiya meraup wajahnya kasar. Ini yang membuat Kiya punya stok ekstra sabar. Belok konten bos!
"Oh iya! Kemarin jadi pulang bareng Daru?"
Sontak Kiya melotot horor. Rupa yang tadinya nelangsa kini berubah merah menahan dongkol. Siapa yang bilang dia mau pulang bareng cowok dodol itu! "Cih! Ogah banget gue bareng dia!"
"Jangan gitu Ki sama Daru. Jangan-jangan nih ya dia jodoh kam--"
"Ogah! Mending ngesot depan kak Aksa gue dibanding jodoh sama dia."
Calla kembali tertawa mendengar respon Kiya yang secepat ini. Entah apa yang membuat Kiya bisa bersikap semacam ini pada Daru. Padahal waktu pertama-tama Daru mendekatinya Kiya tak seperti ini. "Jadi beneran jalan kamu?"
"Ya enggak lah! Bisa tinggal tulang gue sampe rumah."