SINGGAH

Dwi Kurnia 🐻‍❄️
Chapter #2

Sebuah Sentimen

....

"Makasih, Ki!"

Kian mengantar Seila sampai didepan rumah. Helm yang baru saja Seila lepas ia serahkan pada Kian.

"Sama-sama," jawab Kian.

"Lo mau mampir?" tanya Seila.

"Enggak. Gue mau langsung pulang soalnya harus nganter Mama ke rumah sakit," ucap Kian.

"Ibu lo sakit?"

"Iya. Ada sakit diabetes. Hari ini jadwal kontrol," ucap Kian.

"Semoga Ibu lo cepat sembuh, Ki," ucap Seila.

"Iya. Thank's do'anya. Gue pulang dulu, La" ucap Kian.

"Iya. Hati-hati!" ucap Seila.

Setelah Kian pergi, Seila bergegas masuk kedalam rumah.


....

Seila masuk kedalam kamar yang bernuansa hijau muda. Sebuah foto pria dewasa yang mengenakan topi hingga sepatu gunung lengkap dengan ransel besar dibalik punggung itu tersenyum kearah kamera ketika pria itu berada dipuncak gunung. Sebenarnya, ada banyak koleksi foto Ayahnya dan teman-temannya saat dalam pendakian, namun hanya satu foto itu saja yang Seila pajang diatas nakas samping tempat tidur.

"Seila kangen, Pah..."


....

Hari libur semester telah tiba. Teman-teman Seila pasti sekarang sedang sibuk menyiapkan barang-barang untuk dibawa selama mendaki. Berbeda dengan dirinya yang hanya duduk disofa panjang. Melamun dengan menopangkan dagu pada kedua tangan yang bertumpu pada bingkai jendela bercat putih pekat. Benar-benar sangat membosankan. Seila bahkan tidak memiliki rencana apapun untuk menghabiskan waktu selama liburan. Ia mungkin hanya akan tidur, membaca buku, menonton tv, dan kembali tidur lagi. Seila bukan anak ekstrovert yang punya banyak teman untuk kemudian bisa ia ajak pergi bersenang-senang. Kalau bukan karena Zea, Seila juga tidak akan mungkin bisa dekat dengan beberapa teman pria. Terlebih dengan empat pria yang satu kampus dengannya. Zea menyukai Drian, dan Drian punya tiga teman pria yang sangat dekat yaitu Kian, Josh, dan Justin. Karena Zea juga sering mengajak Seila dan Nadin kumpul bersama mereka, mereka pun jadi semakin akrab satu sama lain.

Selama hidup, Seila tidak pernah pacaran. Ketika ada pria yang mendekati dirinya, Seila akan menjauh dan menutup rapat-rapat pintu yang menjadi penghubung. Seila tidak jelek, ia juga tidak cantik-cantik amat. Badannya pendek dan ramping, memiliki kulit sawo matang dan wajah oval. Kedua bola matanya besar dengan hidung mancung dan bibir sedikit tebal. Walau Seila tidak cantik seperti kebanyakan wanita yang lain, tetapi dia memiliki paras yang manis. Bahkan tidak jarang banyak pria yang mendekati dirinya. Namun sayangnya, Seila terlalu takut untuk terikat komitmen layaknya hubungan sepasang kekasih. Membayangkannya saja akan sangat merepotkan ketika ia harus rajin mengirim kabar. Hampir setiap ada waktu luang, akan Seila gunakan untuk belajar dan belajar. Entah itu membaca banyak buku, mengerjakan tugas, mengulang materi, ataupun mempelajari bahasa asing. Setelah selesai S1, Seila berencana ingin melanjutkan kuliah di luar negeri. Dan Inggris adalah salah satu tempat yang berada dalam daftar pertama.

Tok! Tok! Tok!

Seila menatap kearah pintu kamarnya. Nampak Reta muncul dari balik pintu.

"La! Kamu turun, ya! Mama ingin bicara sesuatu sama kamu," ucap Reta.

Lihat selengkapnya