Aku memandangi handphoneku,sebuah pesan singkat masuk,dari Dikta.
"Aku Kangen Kamu." Cukup kata itu saja, dulu sudah membuatku menahan senyum karena malu,tapi itu dulu berbeda dengan alur cerita yang telah dibuatnya begitu menukik jauh dari kata happy ending.
"Kangen denger suara Kamu." Satu pesan lagi-lagi masuk,Aku mulai muak dengan Dia. Memang bukan salah Dikta,mungkin saja Aku yang terlalu berharap padanya,berharap bisa bercerita tentang masa depan Kami lalu mewujudkannya menjadi nyata. Namun setelahnya Aku sadar hatiku telah terombang ambing karena ombaknya,bukan Dia yang berhenti pada ujung perjalanannya mencari kata tinggal padaku.