Luka mendewasakan kita,
Mereka tidak punya cara,
Apalagi tatakrama untuk bicara,
Hanya memberi sakit,
Untuk menyadarinya.
Masa SMA memang masa yang paling ditunggu para remaja,ya~benar saja karena masa itu masa dimana kenangan akan sangat bernilai. Benar,kan?
Kali ini sudah memasuki setengah semester, itu artinya sudah setengah tahun Aku melalui masa awal SMA ,banyak hal yang Aku dapat dari sebuah hubungan bernama pertemanan,tapi ada satu hal yang Aku hindari,teman-temanku pun seakan menghindarkanku dari hal tersebut,Cinta.
Hujan baru saja mengguyur kotanya,kelasku telah usai lama setelah sebelumnya banyak kebisingan yang dibawa oleh rintikan air hujan namun hal itu telah lama berlalu,berganti dengan suasana mendung yang menyelimuti dengan hawa sunyi.
"Erida~" Suara itu mamanglah tidak lagi asing bagiku,sejak awal Aku tau Dia akan menjadi sebagian dari cerita hidupku, Aku juga tidak sedang menebak-nebak karena memang itu nyata,Aku bukan Dilan yang bisa meramal.
"Sean?,ada apa Kamu nemuin Saya?" Dia tersenyum menyembunyikan sebagian kejutan,bukan berarti Aku berharap itu bahagia tapi bisa saja itu menyakitkan.
Dengan sedikit mengatur nafas sambil sedikit membungkuk Sean mendongak.
"Aku lagi mikir buat ngajak Kamu keluar." Sean masih berusaha mengatur nafasnya,kelihatannya Dia memang benar-benar habis berlari. "Tapi~" Aku memandanginya berusaha menebak kata apa yang akan keluar.
"Nanti malem bakal hujan lagi deh kayaknya." Sean kini berdiri tegak,menatap balik ke arahku lalu tersenyum.
"Ohhh" Aku hanya mengangguk,ternyata Aku terlalu berharap pada perasaan juga prediksi yang telah ku buat.
"Saya kira Kamu mau ngomong apa!" Aku menggaruk tengkuk berusaha bersikap biasa,Sean tertawa memandang langit sebentar lalu menatap ke arahku kembali.
"Aku kira kalo sekarang malah timingnya aja yang gak tepat." Aku kembali mengangguk mengamati pose yang kini dilakukakan oleh Sean,tangan dimasukkan kedalam saku celana.
"Aku lagi suka sama cewe~" Ucap Sean tiba-tiba, seperti bercerita. Sambil melangkah santai Dia melanjutkan.
"Tapi kalo suka ke Dia ada orang lain yang bakal sakit hati." Sean membuang nafas kasar lalu menoleh,seperti me minta saran.
"Um,gitu ya masalahnya!" Aku mengangguk meski belum paham sebagian dari permasalahannya.
"Sebenernya udah lama juga Aku suka Dia," Sean membuang nafas memalingkan wajahnya yang tadinya menunduk.