Perjalanan Dimulai
“Selamat tinggal pulau Alzena. Kota Bright Element dan akademi fighter.. Aku datang. Ayah.. ibu.. aku akan memenuhi keinginan kalian,” teriak Asya sambil penuh tekad mengangkat kedua tangannya dan memulai perjalanannya.
Setelah beberapa hari Asya dan Ulki terombang-ambing di lautan, bekal yang dibawa Asya menipis. Dia selalu mengarahkan perahunya ke arah utara, tapi hingga saat ini dia belum melihat daratan.
“Sudah 3 malam aku berada di laut, tapi hingga saat ini belum melihat daratan,” ucap Asya sambil terus mengemudikan kapalnya. Panas terik matahari membuat dia berkeringat dan kehausan, sedangkan persediaan air tawar yang dia bawa sudah menipis.
Walau begitu, Asya tetap berkonsentrasi sambil terus memegang kemudi kapalnya. Tiba tiba dia kaget, suasana menjadi gelap karena sinar matahari terhalang oleh sesuatu.
Setelah Asya lihat, ternyata itu kapal besar yang baru saja muncul di sampingnya. Kapal itu sangat besar, bisa diibaratkan kapal itu gajah dan perahu milik Asya adalah semutnya.
Terdengar ada suara orang memanggil di atas kapal tersebut. Asya yang baru pertama kali bertemu dengan orang luar mengingat kembali omongan kedua orang tuanya.
Ayah dan ibu pernah mengatakan bahwa saat bertemu orang lain, dirinya harus sopan. Selain itu, kata ayah, ada orang baik dan ada yang jahat, Asya harus belajar untuk menilainya.
Paman Jonsky
“Hai, ada orang di sana?? Apakah kamu tersesat?? Jika ingin menuju kota Bright Element, kamu bisa ikut kapal ini,” teriak seseorang dari atas kapal.
Mendengar itu Asya terlihat gembira lalu menjawab, “Iya, aku juga ingin menuju ke kota Bright Element. Bisakah aku ikut paman,”. Tidak ada jawaban, pria paruh baya bernama Jonsky itu hanya diam dan melempar tali ke arah perahu Asya berada.
Jonsky kemudian menyuruh Asya untuk naik ke kapal dengan tali itu. Sebelum naik, Asya juga diberi tau untuk mengikat perahu kecil miliknya dengan tali tersebut. “Naik ke kapal ini, dan ikat perahu kecilmu itu. Kita akan membawanya juga ke kota,” teriak Jonsky kepada Asya.
Karena mendengar kapal itu juga mau ke kota Asya lalu mengaitkan perahunya dengan kapal tersebut. Dia merasa sangat beruntung, saat dia kehabisan bekal ada orang yang mengajaknya pergi ke arah yang dia tuju.