Driv dan Asya akhirnya sampai ke ruangan tempat penyekapan para sandera yang sedang terikat. Ada sekitar 60 orang yang disekap oleh Jonsky di ruangan bagian bawah kapal itu.
Asya dipimpin oleh Driv mulai melepaskan tali yang mengikat para sandera. Di antara orang yang dibebaskan oleh Asya, ada bocah seumurannya terlihat gemuk dan berkaca mata yang tampaknya seperti orang kaya.
Setelah dilepaskan ikatannya oleh Asya, bocah bernama Valdo itu masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Asya kemudian menempatkan Valdo di tempat para sandera yang beristirahat setelah dibebaskan.
Asya sedikit khawatir melihat Valdo tidak sadarkan diri. Penumpang yang lain masih sadar walaupun mereka terikat. Asya mengambil inisiatif untuk membangunkan Valdo.
Asya membawa beberapa tanaman obat di tas kojanya, dia mengeluarkan tanaman tersebut sambil memeriksa keadaan Ulki yang masih tak sadarkan diri karena pukulan Jonsky.
“Ulki cepat sadarkan diri agar kita bisa bermain bersama lagi,” ucap Asya dengan tatapan sedih sambil mengambil herbal yang akan digunakan untuk mengobati bocah gemuk berkacamata itu. Setelah mengeluarkan herbal, Asya meraciknya lalu kemudian menempelkannya ke dahi Valdo.
Herbal yang dibuat Asya sangat manjur, tidak lama kemudian Valdo terlihat sadarkan diri. Setelah sadarkan diri, Valdo tampak ling-lung lalu bertanya kepada Asya, “Siapa kamu? Bukankah aku disandera? Apa kau yang menyelamatkanku?”.
Dengan cuek acuh tak acuh, Asya lalu menceritakan bahwa dia sudah membuat kawanan perampok Jonsky pingsan tidak sadarkan diri. Valdo tidak percaya saat Asya bercerita, menurutnya mustahil untuk orang yang tampak seperti tidak memiliki nash bisa mengalahkan Jonsky yang merupakan fighter professional.
Valdo hanya menganggap Asya hanya ingin sok dan berlaga hebat serta mengaku-ngaku mengalahkan Jonsky. “Jangan terlalu omong besar, tidak mungkin bocah sepertimu bisa melakukan hal itu,” ucap Valdo dengan sedikit kesal memotong omongan Asya.
Saking tidak percayanya, Valdo menambahkan, apabila Asya bisa mengalahkan rombongan Jonsky, dia akan bisa membelah lautan. Asya pun berhenti berbicara dan tidak membalas omongan Valdo.
Dia tidak punya bukti untuk membuktikan omongannya , selain itu menurut Asya ini hanya hal sepele dan tidak penting. Valdo kemudian berterima kasih pada Asya dan langsung pergi mencari anak buahnya.
Melihat Valdo pergi, Asya kembali melepaskan ikatan dari para sandera yang masih terikat. Sedikit kesal dengan gaya dan tingkah Valdo, Asya hanya menyimpan unek-unek di dalam hati.
Memory Eyes
Valdo telah menemukan pengawal dan anak buahnya yang mengikuti dirinya untuk berlibur di kapal mewah ini. Dia kemudian memerintahkan kedua pengawalnya untuk menghubungi Driv yang merupakan kapten kapal tersebut.
Karena merupakan dari keluarga terhormat di kerajaan, Vasko memiliki kemampuan untuk mengatur kapten kapal. Driv dan kru kapal lainnya sangat memandang hormat keluarga Vasko.