Single, Ready to Mingle

Viky Aulia Safitri
Chapter #2

Laki-laki Pembuat Onar

Semuanya telah berubah hanya dalam sekejap mata. Setelah malam ulang tahun yang romantis, menurut beberapa orang tapi tidak bagi Zaf. Ia berubah menjadi pembicaraan karena menurut teman-temannya status single yang telah di bawa Zaf selama beberapa tahun akan hilang. Teman-temannya sangat percaya bahwa laki-laki yang dengan berani bernanyi dimalam ulang tahunnya akan menjadi laki-laki pertama yang menyandang sebagai kekasih hati Zaf.

Laki-laki yang berani merayu Zaf di hari ulang tahunnya bernama Zafran. Di dorong nama yang hampir mirip banyak orang yang bilang mereka berjodoh. Tapi bagi Zaf apalah arti nama mereka yang mirip jika kelakuan Zafran lebih seperti seorang pembuat masalah. Bukan sekali dua kali Zafran membuat hidup Zaf lebih rumit dari biasanya.

Pernah suatu hari, ketika Zaf baru saja menginjakkan kakinya di kampus sebagai mahasiswa baru, Zafran menyebabkan mimpi buruk menjadi nyata bagi Zaf. Laki-laki bernama Zafran yang merupakan anggota senat yang suka menggoda mahasiswa baru dan Zaf menjadi salah satu korbannya yang amat disukai oleh Zafran. Dengan sengaja ia membuat Zaf dalam banyak masalah, seperti menghukumnya hanya karena Zaf tidak memperhatikan laki-laki itu bicara atau yang lebih tak masuk akal Zaf pernah di hukum karena Zaf lahir di hari senin dan karena Zafran benci hari senin, laki-laki itu menghukumnya. 

Bukan hanya dalam masa-masa orientasi kampus, Zaf dikerjai oleh Zafran. Beberapa kali jika tak sengaja bertemu dengan Zaf, laki-laki itu akan dengan sengaja menggoda Zaf yang belum pernah punya kekasih dan menjadikan itu bulan-bulanan. Puncaknya ketika Zaf berulang tahun yang kedua puluh, kemarin malam. Entah bagaimana bisa Zafran datang ke acara ulang tahun Zaf karena seingat Zaf ia tak mengundang laki-laki itu.

Pagi itu Zaf jadi bulan-bulanan teman satu kampusnya. Beberapa orang mengejeknya dan menggodanya karena kemarin malam Zafran merayunya habis-habisan. Beberapa perempuan sibuk memandang iri Zaf karena Zafran merupakan laki-laki yang punya tampang yang lumayan. Dengan cuek Zaf hanya diam tak meladeni beberapa pertanyaan yang di lontarkan teman-temannya.

Teman-temannya semakin menggodanya ketika melihat Zafran memasuki kelas miliknya. Semua orang tentu berpikir Zafran akan bertemu dengannya namun sesunggunya ia tak peduli apa yang dilakukan Zafran disini. Zaf sibuk dengan buku ditangannya berusaha keras tak mendengar beberapa temannya yang berteriak-teriak dan bersiul tak jelas di sekelilingnya.

"Pagi Zaf" dengan senyum mengembang di wajah Zafran menyapa Zaf yang masih menutup wajahnya dengan buku. Melihat tak ada reaksi dari gadis yang ia sapa, Zafran menurunkan paksa buku di hadapan Zaf kemudian tersenyum kembali menggoda gadisnya.

"Morning Zafrina Serendita" sekali lagi ia mencoba menyapa gadisnya dan gadisnya tetap diam enggan di ganggu. Ia tau dengan pasti jika gadisnya itu masih marah karena kejadian ulang tahunnya. Ya Tuhan, ia mengklaim gadis ini sebagai gadisnya padahal gadis ini terang-terangan menunjukan tak suka padanya tapi itu yang membuat hasratnya membara untuk membuat gadis yang kini tengah cemberut itu menjadi miliknya.

"Bisa ga ganggu pagi gue ga sih?" tanpa menoleh kepadanya Zaf bicara sambil terus menatap buku yang nampaknya lebih menarik daripada dirinya.

"Gak cukup apa kemarin ngerusak ulang tahun gue dan sekarang mau nyebar gosip yang enggak-enggak?" sekali lagi Zaf bicara namun Zafran hanya diam menyimak perempuan itu bicara hingga selesai. Hal ini semakin membuat Zaf murka, ia tak suka dipandangi seperti itu sementara ia tengah kesal.

"Sampai ketemu lagi nanti siang" dengan sengaja Zafran mengedipkan sebelah matanya membuat perempuan dihadapannya menghela napas karena kesal bukan main tapi ia menikmati semuanya sebagai sebuah kesenangan pribadi dari perempuan yang telah ia amati sejak lama.

***

Zafran menepati janjinya tadi pagi, ketika matahari tepat diatas kepala mereka berdua kembali bertemu. Tapi bukan Zafran yang menemui Zaf melainkan sebaliknya Zaf yang menemui Zafran. Siang itu Zaf menjadi asisten dosen pak Budi yang hari itu akan mengajar di kelas Zafran. Zaf sendiri heran kenapa ia bisa menjadi asisten dosen yang harus mengajar mata kuliah yang di ikuti laki-laki yang paling menyebalkan bagi hidupnya.

Saat itu kelas riuh seketika hening kedatangan pak Budi yang diikuti oleh Zaf dibelakangnya. Dengan sabar Zaf membagikan kertas-kertas soal quiz hari itu pada seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang seluruhnya adalah seniornya. Tepat ketika bangku Zafran semakin dekat terlihat ia bisa melihat seringai menyebalkan muncul di wajahnya. Berlagak tak tau Zaf memberikan kertas dan berlalu begitu saja namun dicekal oleh Zafran.

Lihat selengkapnya