"POKOKNYA GUE HARUS CARI PACAR" Zaf berteriak tak tahan lagi. Sementara yang mendengar ocehannya sibuk dengan ponselnya. Sahabat karib Zaf sudah bosan mendengar ucapan Zaf yang bilang ingin punya pasangan tapi tetap berakhir sendiri.
"Pengen punya pacar tapi milih-milih" Hana sibuk membalikkan majalah tanpa melihat Zaf yang geram karena hidupnya masih jomblo dari lahir.
"Bantuin kek Han, bukannya malah ngeledek" Zaf menutup majalah di tangan Hana mencari perhatian sahabatnya yang terlihat cuek tapi bisa begitu peduli kepadanya.
"Rama tuh Rama jomblo" Hana menunjukan foto Rama kepada Zaf. Matanya menyipit melihat foto Rama yang di tunjukkan padanya. Ia menelisik bagian mana yang bisa menarik hatinya namun tak ada perasaan tertarik sedikit pun di hatinya. Terlebih ia pernah ingat bahwa Rama dulu memaksa menitip absen dan mencontek tugasnya membuatnya illfeel.
"Yang lain lah, si Rama kan pemales" ada saja alasan tiap kali Hana menyebutkan teman laki-laki mereka yang jomblo.
"Dah lah Lo download tinder aja udah, pusing gue" diam-diam Zaf memikirkan apa yang di katakan Han. Apakah ia harus download aplikasi jodoh untuk menemukan laki-laki? Apakah ia tak laku sama sekali hingga harus mendownload aplikasi seperti itu, batin Zaf dalam hati namun diam-diam ingin mencoba juga.