Aku berjalan di tengah-tengah kerumunan itu, yah, ini adalah hari terakhir perkuliahan dan setelahnya kita akan libur semester. Aku tidak mengharapkan terlalu banyak, aku yakin liburanku tidak menyenangkan untuk aku bayangkan dengan banyaknya tugas anak semester akhir yang menungguku. Bahkan aku berpikir kalau liburanku akan lebih banyak diisi semester pendek dan pengumpulan tugas, aku sudah siap dengan semua itu.
“Rahayu!” seseorang memanggil namaku, sudah bisa aku tebak kok dia siapa. Siapa lagi kalau bukan Farrell Lakeswara, teman dari TK sampai aku sekarang di perkuliahan. Semua keburukan anak ini sudah aku hapal diluar kepala dan aku sangat menyukai bagaimana dia ngambek padaku ketika aku menceritakan semua keburukannya di hadapan gadis yang dia sukai. Jurusan yang kami ambil berbeda bahkan gedungnya berjauhan tapi dia selalu menyempatkan waktu untuk menjemputku pulang atau sekedar nongkrong di kantin jurusanku.
Oh iya, ngomong-ngomong aku baru sadar kalau aku belum mengenalkan diriku sendiri. Namaku Rahayu Aretina Damayanti, panggil saja Rahayu, anak semester akhir jurusan Psikologi yang hobi menyanyi, introvert dan sangat menyukai alam. Itulah kenapa Farrell sangat betah disampingku karena aku dan dia sama-sama punya hobi dan kesukaan yang sama.
“Apa sih Rell, teriak-teriak kayak di hutan!”
“Iya sorry, aku pikir kamu nggak dengar karena banyak anak-anak di sini. Rahayu, kita pulang bareng yuk.” Farrell mengulas senyum sementara aku memandangnya aneh.
“Tumben nih kamu yang nawarin duluan biasanya juga aku yang merengek minta pulang bareng baru kamu mau. Pasti ada apa-apanya nih, bilang aja deh …” aku berjalan duluan meninggalkannya.
“Nggak ada, aku tadi pagi lihat kamu ke kampus naik ojek online jadi dari pada uangnya buat bayar ojek mending buat beli bensin mobil aku.” Farell tertawa licik.
“Sialan! Aku pikir ikhlas, ternyata ada bayarannya juga.” Aku juga ikut tertawa melihatnya.
“Becanda, aku kan nggak pernah jahat sama bestfriendku satu-satunya. Lagian aku tau kok kamu tuh kalau ke kampus nggak bawa mobil alias naik transportasi online berarti lagi ada masalah, takut nabrak makanya nggak bawa kendaraan. Kamu kalau ada masalah cerita dong, aku kan udah pernah bilang jangan dipendam sendiri.” Yah itulah kami berdua, saking lamanya bersama, Farrell langsung tahu kebiasaan aku yang nggak bisa bawa kendaraan kalau lagi ada yang dipikirkan.
“Nantilah aku cerita, kita sekalian jemput sepupu aku yah, aku ada janjian mau nginap di rumah dia malam ini.”
“Siap tuan putri!” Aku kembali tertawa melihat kelakuan Farrell.
***
“Tammy, kamu kan bisa bilang sama dia kalau kamu pulang bareng aku aja!”
“Nggak bisa Elam, aku udah janji sama dia kalau aku mau pulang sama dia karena udah janjian nginap di rumah aku.” Di taman itu tampak sepasang muda-mudi yang adu mulut. “Lagian biasanya kalau aku pulang sama Rahayu kamu nggak ada masalah, kan? Kenapa sekarang jadi masalah sih?!”
“Sayang, kamu tau kan alasan aku mau pulang sama kamu karena kemarin-kemarin aku sibuk latihan sama band aku buat acara bazzar jurusan kemarin. Aku kan udah bilang sama kamu juga kalau kemarin kita nggak ada kesempatan keluar yah nanti selesai semua kita bisa jalan bareng lagi.” Tammy mencoba duduk tenang di kursi taman itu.
“Itu bukan salah aku kan Lam, aku ngertiin kamu kemarin menghabiskan waktu sama teman band kamu buat bazzar itu. Sekarang kamu free sementara aku ada janji sama Rahayu masa kamu nggak bisa ngertiin sih?!”
“Makanya karena kamu tau sekarang aku ada free, aku ajak kamu keluar! Kan bisa kamu undurin acara kamu sama Rahayu!” Laki-laki itu mulai tidak sabaran.