“Forgetting him is like trying to know somebody you never meet” (Red – Taylor Swift)
Pukul 04.30 pagi. Aku sudah bersiap dengan kemeja berwarna putih yang masih terlihat baru, rok panjang warna hitam, dasi hitam, dan kaus kaki putih. Aku memasukkan tugas-tugas Ospek kedalam tas hijau berukuran 25x35 cm. Tas tersebut kudapatkan dari panitia dan wajib dikenakan saat Ospek. Tak lupa kuteliti barang bawaan yang diminta oleh panitia. Sudah lengkap semua.
Malam ini aku hampir tak tidur karena mengerjakan seluruh tugas yang diberikan. Merangkum buku, mereview artikel, menggambar denah, belum lagi ditambah tugas kelompok. Beruntung, tiga orang anggota kelompok berada satu kost denganku sehingga kami dapat mengerjakan bersama-sama. Apapun yang dilakukan bersama akan terasa lebih ringan.
Tok tok tok
"Li.." kata seseorang diluar sana "Yuk, berangkat." Rupanya Iva yang memanggil. Suara Iva sangat khas, serak-serak basah.
Kubuka pintu kamarku. Iva, Nara dan Davina sudah menunggu didepan kamarku
"Yuk" kataku sambil memakai sepatu pantofel berwarna hitam. Kami berangkat 30 menit lebih awal dari keterlambatan. Jarak dari kost ke kampus tidak jauh, hanya perlu waktu 5 menit dengan berjalan kaki.
Jalanan masih sepi, matahari belum terlalu terbit sehingga tampak suasana agak gelap. Lampu-lampu jalan masih menyala. Kami bertemu beberapa rombongan mahasiswa baru dan saling menyapa. Iva dan Davina mulai berkenalan dengan mahasiswa yang lain. Aku hanya terdiam, aku tak tau apa yang harus kulakukan. Sungguh, aku membenci situasi seperti ini yang mengharuskan berkenalan dengan orang banyak.
. . .
Pagi ini kegiatan diawali dengan pengenalan kakak pendamping. Perkenalan berlangsung seru karena panitia membuat game berkelompok untuk mencari kakak pendamping. Kami duduk melingkar dan diberikan soal teka-teki silang yang jawabannya merupakan ciri-ciri dari kakak pendamping. Selanjutnya perwakilan dari tiap kelompok diharuskan mencari kakak pendamping dengan ciri-ciri tersebut. Iva dan Davina paling bersemangat diantara kami. Mereka berdua yang mencari kakak pendamping. Berdasarkan ciri-ciri yang kami dapatkan, kakak pendamping kami seorang lelaki berkacamata dengan tinggi 170an.
Deg!
Iva dan Davina berjalan di belakang seorang laki-laki dengan ciri-ciri menyerupai kakak pendamping kami.
Tunggu. Kakak itu.