Jangan takut untuk memulai sesuatu yang baru, ketakutanmu akan menghambat memahami semesta ini hadapi dan lawan itu semua, agar kau tau seberapa kuatnya dirimu
Semburat jingga merekah menyinari telapak tangan seorang gadis cantik yang menengadahkan tangannya ke udara. Mata bulatnya melebar, kagum melihat matahari kian tenggelam di ufuk barat. Hari mulai gelap sedangkan gadis itu masih menyusuri bahu jalan. Ia memandangi kakinya, langkahnya sedikit diperlambat. Gadis itu tak menyukai jika ia harus pulang awal. Ia ingin lebih lama lagi di taman itu. Tetapi, panggilan dari smartphonenya membuat gadis itu mengurungkan niatnya.
Di layar smartphonen-nya tertulis nama ‘Mama’. Ia segera mengangkat barang yang digenggamnya itu.
“Bintang, sudah malam! cepat pulang!” kata Rani, mama Bintang.
“Iya ma, Bintang segera pulang,” katanya.
“Yaudah, Mama tunggu di rumah,” kata Rani, setelah perkataan itu bunyi telfon telah dimatikan dari si penelpon, Rani mama Bintang.
Bintang kembali berjalan, kali ini ia sedikit mempercepat jalannya menuju rumahnya. Meski tidak jauh rumah Bintang dari taman itu, tetap saja membutuhkan 5 menit untuk sampai. Sesampai di rumah Bintang, ia langsung mencari mamanya.
“Ma! BINTANG UDAH PULANG NIH!” teriak Bintang
“Iya sayang, gak perlu teriak-teriak juga mama sudah denger lo!” kata Rani menasehati anaknya.
“Oh ya ma, Bintang tadi disuruh pulang cepat ada apa ma?” tanya Bintang penasaran.
“Bintang sini! Duduk sama Mama, Mama mau bicara penting sama Bintang,” kata Rani serius.
Bintang berjalan ke ruang tamu dan duduk disebelah mamanya. Ia memposisikan duduk senyaman mungkin. Kepalanya disenderkan di bahu mamanya.
“Bintang, besok kan mulai sekolah di sekolah baru, jadi mama harap Bintang bisa bersikap baik dan gak seperti di sekolah sebelumnya. Jangan nakal Bintang!, Jangan buat guru-gurumu menguluh lagi tentang kelakuan Bintang, Paham!” nasehat Rani
Bintang mencerna kata-kata mamanya. Memang di sekolah dulunya Bintang terkenal anak badung yang selalu buat kerusuhan. Setiap hari hampirnya guru-gurunya kewalahan akibat sikap Bintang. Kadang ia suka tidur saat jam pelajaran atau juga tidur di UKS dengan alasan sakit padahal itu hanya pura-pura. Meskipun Bintang anak badung dia sangat baik pada teman-temannya. Nilainya juga selalu memuaskan. Teman-temannya heran dibuatnya. Pasalnya, Bintang yang seperti itu mempunyai otak yang sangat brilliant bisa dibilang ia adalah anak jenius.
“Ehm ... iya Ma, Bintang usahain. Tapi Bintang gak bisa janji kalau Bintang bisa berhenti jadi anak kalem juga manis seperti putri raja gitu, Ma,” jawab Bintang sambil cengengesan dan membentuk angka vi di tangan kanannya.
“BINTANG!” tegur Rani.
“Yaudah Bintang segera tidur! Mama harap kamu nggak kesiangan untuk awal pertama kamu masuk sekolah!” Rani mengingatkan
Bintang memasuki kamarnya, Ia membuka hapenya melihat kolom chat WhatsApp-nya.