Bel berbunyi sejak lima menit lalu, semua siswa dari SMA Bima Sakti memang harusnya untuk pulang. Meski ada dari mereka yang masih berada di sekolah untuk extrakulikuler ataupun hanya sekadar nongkrong semata, termasuk Bintang. Bintang memilih untuk pulang agak lambat, pikirannya sedang berkecambuk. Ada banyak hal yang membuatnya kesal. Musuh bubuyutannya yang ada di sini, juga Angkasa; seseorang yang ada dalam masa lalunya. Ia tak sengaja melihatnya saat adu bacot dengan Starla. Menurut Bintang, Angkasa sudah banyak berubah seperti dirinya yang sudah tidak sama seperti dulu. Bintang periang sudah tidak ada lagi. Masalah-masalah yang ada dulu membuatnya tak memikirkan kawannya itu.
Hingga dia menghilang begitu lama. Sekarang, di saat Bintang sudah boobrok seperti ini malah menemui kembali. Segala hal berkaitan dengan masa lalunya yang membuatnya seperti runtuh. Bintang harus kuat, pikirnya. Ia tak mau terlihat lemah di depan mereka semua. Entah sahabat, keluarga, atau musuhnya sekalipun. Sungguh memuakkan jika rapuhnya terlihat, hanya akan menjadi lelucon bagi mereka semua.
‘Arghh’ perutnya mulai nyeri kembali, pandangan matanya mulai kabur. Badannya tremor, rasa sakit yang sudah lama tak kambuh kini menghampirinya kembali. Membuat Bintang harus siap memakan pil-pil pahit itu. Bintang segera mengambil obat-obatan yang ada di dalam tasnya. Ia memasuki mobilnya untuk meminum obat-obatan itu. Ia tak mau kecolongan jika ada orang yang melihatnya seperti ini, terlihat lemah. Tak pernah ada yang tahu kapan Bintang mulai mengkonsumsi obat-obatan itu. Bahkan ibunya tak pernah menyadari mengapa Bintang selalu bolos sekolah bahkan pulang terlambat. Karna menurut Bintang, hal seperti itu tak perlu banyak orang yang tahu. Cukup Bintang sendirian saja yang tahu. Semua ia tanggung sendirian. Meski sesakit apapun.
“Sial! Kenapa kambuh di sekolah, sih!” umpatnya.
Di tengah dirinya yang meredam kesakitan, ponselnya terus saja berbunyi. Biasalah teman absurdnya yang tadi meminta nomornya dan membuat grup sosmed khusus bertiga.
“Bukan Cabe-Cabean, Yahuut!”
Trea: Tang, udah pulang lo?
Bulan: Kayaknya belum deh tadi keknya masih di kelas
Trea: Lu mau jadi penghuni kelas, Tang?
Bulan: Ngapain Bintang jadi penghuni kelas?
Trea: Kumat lagi deh oonya! Bodo, lan!
Bulan: Lah benerkan? Bintang juga punya rumah kali!
Trea: Iya in aja biar cepet.