Namanya berubah emang nggak selalu baik. Keburukan pula bukan tidak ada sebab, banyak sebab malah. Karna itu jangan salahkan perubahan mereka. Kalo bisa bantu, deh!
Nyatanya berdamai pada masa lalu itu emang sulit. Bintang yang mencoba untuk melakukannya saja, belum berhasil. Setelah makan malam tadi, Bintang bukannya tidur untuk melepas penat, malah membuka kembali kenangan masa lalunya. Kardus dulu yang sudah ia simpan rapi dan telah berdebu itu, dibongkarnya kembali. Menilik satu persatu foto bahagianya keluarganya, juga teman SMA-nya dulu. Ya, foto dirinya yang ceria dan rajin bukan gadis yang ugal-ugalan seperti saat ini. [Yah, Tang jangan nangis entar author beliin coklat]. Ada yang sesak di dadanya, meski bukan sakit penyakit. Ada juga yang ingin muncul kepermukaan membuatnya bersedih, tetes air mata. Sejak ia menatap foto itu air matanya tak bisa dibendung lagi. Meski ia mengusahakan untuk tak keluar. Tetap saja, keluar dan terjun bebas di pipinya. Bagaimanapun, ini sangat menyakitkan. Semua kenangan memaksanya untuk diingat ulang.
"Seharusnya kejadian itu nggak perlu terjadi! Bintang bego!" teriak Bintang
Sekencang apapun teriakan Bintang, tak ada yang bisa mendengar karena setiap kamar yang ada di rumah Bintang dipasangi alat kedap suara. Jadi, keluarga Bintang sangat menjaga privasi setiap anggotanya. Sangat menghormati itu semua, sampai ada seorang gadis rapuh menangis sendirian pun tak ada yang mengetahuinya. Menangis dengan penuh isakan itu membuat Bintang terlelap tanpa sadar dengan tumpukan foto kenangan lamanya.
‘Tring’ suara handphone Bintang membangunkannya dari tidurnya. Terlihat banyak notofikasi dari sahabat-sahabatnya. Sekitar dua jam ia tertidur. Jam menunjukkan jarum pendek di angka sembilan dan jarum panjang di angka dua belas. Setelah membuka matanya, yang dilihat olehnya handphone di depan wajahnya dan foto-foto lama yang berserakan di sekitar tempat Bintang tertidur tadi. Kacau ini semua terlalu menumpuk bagi Bintang, yang membuatnya bangkit dan menata ulang semua foto untuk di simpan rapi seperti sediakala. Ia berpikir jika dibiarkan mamanya akan mengetahui seberapa rapunya Bintang.
[WhatsApp Group] Bukan Cabe-cabean, Yahuut
Trea : “Bin! Kok nggak aktif, sih?”
“HELLO Bintang!”
“Sudah sampe?”
“BINTANG!”
“WOI CABE”
“ELAH KAGAK ON”
Bulan : “Bintang jawab dong!”
“Kasian aku, nih! Nunggu ke-online-mu uuuu :(
“Bintang cantik, bukak elah!”
“Bin, udah pulang belum, panggilin pak polisi nih!”