Kelas masih sepi dari keramaian. Semua sedang kusu’ mengerjakan soa-soal yang ada. Termasuk teman Bintang. Jadi tak ada sapaan manja untuk pagi ini. Bintang memandangi semua temannya. Trea dengan wajah serius mencoba menghapal kembali rumus yang dipelajarinya
semalam. Bulan dengan wajah kalem terdiam memandangi soal. Seperti menemukan hata karun ia akan tersenyum saat melihat soal mudah. Lepas dari itu Bintang sangat bersyukur mempunyai teman yang sangat bisa menemaninya di saat susah melanda atau bahagia datang. Cukup tenang Bintang mengerjakan soal.
‘Teeettt’
Bel berbunyi ulangan matematikannya sudah selesai dengan tepat. Bintang bernapas lega telah mengerjakan semua soalnya. Entah benar atau salah itu bukan masalah.
“Woy! Ngapa lu telat?” tanya Trea teman sebangkunya.
“Biasa kesiangan Gue. Lupa kalo Matematika ada ujian,” jawab Bintang.
“Soal matematikanya killer gais!” Bulan berkomentar.
“Bener, Bul! Gila semua rumus yang ada di otak ilang masa,” imbuh Trea
“Padahal Bu Ambar kalem tapi soalnya bikin mules!” Bulan bergidik
“Hust kita mau olah raga masih aja ghibahin soal,” ujar Bintang
“Ah ... iya!” ucap Trea dan Bulan bebarengan. Bintang hanya ketawa melihat kelakuan absurd Trea dan Bulan itu.
“c’mon Girls, ganti yuk!” ajak Bintang
Mereka pergi ke ruang ganti untung mengganti pakaian mereka. Pelajaran olah raga inilah pelajaran yang mereka senangi. Mereka bisa bersantai juga pemanasan mata melihat para kaka-kakak kelas yang sedang berolah raga.
“Oh, ya gue denger tadi s Claudia pingsan. Bener, Tang?” tanya Trea
“Lah Claudia yang ngelabrak kita kemarin?” tanya Bulan
“Hooh, Bul. Sapa lagi yang pas buat bahan ghibahan kek gini?” Trea menjelaskan
“Iya, Gue yang ngangkat. Waktu telat Gue dihukum sama si cabe,” ujar Bintang
“What!” teriak Trea
“Lu nggak cakar-cakaran, kan?” cicit Bulan
“Ya nggak lah. Apa-apaan juga buat malu di tengah sekolahan begitu. Berakhir nggak ujian gue,” Bintang berucap.
Di tengah mereka bercakap-cakap menuju lapangan. Para kakak kelas sedang bermain bola juga di lapangan lain. Mereka begitu asik berbicara hingga tak melihat arah depan.
‘Dug’ Trea menavrak tiang.
“Aww! Sakit!” ringis Trea.