Anak perempuan itu memasuki kehidupan fantasi barunya. Dengan diselimuti gelapnya lorong,dan pengapnya udara membuatnya hampir tak sadarkan diri. Lorong yang dia masuki bergetar pelan dan membawanya ke sebuah tempat. Badannya penuh dengan peluh. Bajunya kotor terkena debu dan tanah. Ia tak kuat untuk berdiri. Perutnya seperti berputar. Membuat mual. Anak itu berpegangan pada dinding lorong. Tak sadar bahwa mulutnya mengeluarkan semua isi dalam perutnya. Dia duduk bersandarkan dinding. Memegangi perutnya yang masih sakit. Mengelap peluhnya dengan baju. Dia berusaha untuk berdiri. Berjalan perlahan meninggalkan lorong
Gelap merajalela. Matanya berusaha beradaptasi. Melihat dalam gelap itulah keahliannya. Dia berjalan memasuki gerbang kota. Berhenti sejenak. Melihat sekelilingnya.
Bau busuk memenuhi langit-langit kota. Dia mengernyit. Menutupi hidungnya dengan lengan.
"Bau apa ini?" Anak itu bergumam,tetap menutupi hidungnya.
Tiba-tiba dia melihat sekelebat bayangan berjalan di sampingnya. Cepat sekali. Seperti bukan orang.
"Siapa disana?!" Anak itu berteriak. Jantungnya berdetak semakin cepat. Tetapi yang dirasakannya bukanlah rasa takut. Dia ditakdirkan menjadi seorang pengintai sejati.
Dia terus berjalan menyusuri jalanan kota. Pohon-pohon tumbang seperti terkena badai yang dahsyat. Melihat banyaknya bangkai manusia yang bergelimpangan disepanjang sudut jalan. Keringat mulai keluar. Dia kaget ketika melihat banyaknya manusia yang sudah tak bernyawa digelimpangkan begitu saja.
"Tempat apa ini sebenarnya?! Mengapa aku disini? Hanya untuk melihat bangkai manusia?!" Dia mulai frustasi.
Ia melanjutkan perjalanan. Rumah-rumah penduduk sudah tak terpakai. Dipenuhi dengan tanaman yang sudah menutupi bagian depan rumahnya. Dengan bermandikan keringat,ia sampai di ujung kota. Memandang sekeliling.
"Tak ada apapun disini! Sia-sia saja aku berjalan jauh hanya untuk ini." Dia membalikkan badan dan berjalan kembali ke lorong.
Tiba-tiba sebuah rumah yang dipenuhi dengan cahaya muncul begitu saja.
Anak itu diam. Merasakan adanya sinar yang muncul di belakangnya. Dia berbalik. Memandang rumah itu.
"Tempat yang aneh." Anak itu melangkah mendekati rumah.
Ia membuka pintu dan masuk kedalam rumah itu. Suasana di rumah seperti zaman peradaban kuno. Melihat barang-barang yang terpajang disana. Masih terawat,tetapi dipenuhi dengan debu. Orang-orang Jepang pasti meninggali rumah ini. Dia berpikir. Tiba-tiba ada suara yang muncul.