Semenjak kejadian kemarin,aku selalu tersenyum sendiri saat mengingatnya kembali. Merasakan ada ketenangan dalam jiwa. Merasakan cahaya mentari selalu menerangiku kemanapun aku pergi. Aku tidak akan pernah menyangka akan merasakan hal seperti ini. Tidak pernah terpikirkan bahwa aku akan...jatuh cinta pada pandangan pertama. Tetapi yang membuat aneh,aku suka kepada guru.
Cinta tak mengenal usia. Aku mengingat kalimat itu. Tersenyum sendiri ketika membayangkan wajah guruku itu.
Pagi ini aku melakukan berbagai hal dengan riang gembira. Nenek pun merasakan hal yang berbeda pagi ini.
" Ada apa Raya? Pagi ini terlihat sangat senang. Ada apa di kampus?" Senyum nenek.
"Tidak apa Nek. Aku hanya merasa senang." Jawabku sambil tersenyum balik.
Aku tahu aku berbohong. Maafkan aku Nek. Aku harus menutupi ini. Aku malu mengatakannya.
Pagi ini aku sarapan bersama Nenek. Masakan Nenek selalu nikmat saat disantap. Ditambah lagi suasana hatiku sedang membaik. Pasti makanan ini rasanya akan sangat nikmat. Aku Tersenyum sendiri,sambil melahap ikan goreng dicampur dengan nasi dan sambal.
"Raya,kau tidak tersenyum kepada ikan itu kan?" Nenek tertawa.
Tawaku langsung memudar. Aku menatap Nenek. Menggeleng dam tersenyum lagi.
"Beritahu Nenekmu ini. Kau takkan menutupinya dari Nenek kan?" Nenek memaksa.
"Aku tak apa,Nek. Aku hanya senang saja. Hari pertamaku di kampus,aku menemukan banyak hal baru. Teman-temanku semuanya baik. Gurunya juga." Suaraku pelan saat di kata-kata terakhir.
"Benarkah? Nenek tahu kau menyembunyikan sesuatu."
Aku mengangguk.
Aku mempercepat makanku. Aku tak ingin Nenek bertanya lebih lanjut. Aku terlalu malu.
Setelah selesai sarapan,aku langsung berangkat berpamitan kepada Nenek dan berangkat ke kampus.