"Raya...Raya...Ray...Rayaaaa....Bagun Ray..." Samar-samar aku mendengarkan kata-kata itu. Badanku sakit. Pundakku sepertinya patah. Seluruh tubuhku susah untuk aku gerakkan. Suaraku tercekat. Untuk membuka mataku saja butuh tenaga ekstra. Dengan sepenuh tenaga,aku membuka mataku. Perlahan-lahan tapi pasti. Saat aku membukanya aku kaget ketika aku sudah berada di sekolah. Berada di ruang UKS. Aku melihat ke arah suara. Ada Nita disana.
Dimana Kisha dan yang lainnya?
Aku hendak bertanya kepada Nita tetapi suaraku habis. Pita suaraku seperti tercabut. Tetapi anehnya,Nita disini memakai baju serba hitam. Seperti menyaksikan akhir hayat hidupku. Aku tidak mengerti kenapa Nita berpakaian seperti itu. Aku hendak bertanya. Tetapi sebelum aku membuka mulutku,aku melihat Nita mengambil sesuatu dan menggosok-gosokkan benda itu ke sebuah kayu.
"Kenapa aku bertemu banyak kayu hari ini?" Batinku.
Nita masih berkutat dengan benda miliknya. Ketika aku hendak bangun,Nita membalikkan badan. Hilang sudah keinginanku untuk bertanya. Aku kaget bukan kepalang menyaksikan wajah Nita yang berlumuran darah dan dipenuhi oleh kelabang. Membawa sebuah pisau di zaman kekaisaran Roma abat pertengahan. Golok lebih tepatnya. Besar sekali. Aku tidak yakin Nita akan membunuhku. Namun dugaanku malah berbanding terbalik. Nita memang ingin membunuhku.
Ternyata disamping kasurku,aku melihat Kisha, Hiro,dan Scout terbujur kaku berlumuran darah di atas kasurnya.
"Jangan beritahu padaku bahwa kau yang membunuhnya! Mengerikan!" Ucapku tanpa suara.
Aku berusaha berdiri. Aku takkan berada disini menyaksikan diriku dibunuh oleh temanku sendiri. Aku harus melarikan diri. Tetapi seluruh badanku seperti diikat dari kepala sampai kaki. Aku meronta. Berusaha melepas seluruh ikatan yang melilit tubuhku.
"Sia..ppapun kk..kau...akk..kku..yakk..kin kkk..aau bb..buukk..kan Ni..ttta!!! Bbb..bberani...nya kek..au mm..membunuh.. sss..seluruh..tt..temm..mmankku!!! Appa yyangg..kkk..kau inginkan!!??" Dengan tersendat-sendat dan suara yang sangat minim aku berbicara kepada "Nita".
Dia malah tertawa sejadi-jadinya. Melihat ke arahku. Berjalan-jalan di dekatku.
"KAU BERTANYA SIAPA AKU? APA YANG AKU INGINKAN? KAU TIDAK PERLU TAHU SIAPA AKU. YANG JELAS AKU MENGINGINKAN KAU!" Teriak makhluk itu.
Mata Nita menjadi merah seperti darah. Tak ada mata manusia disana. Bukankah...bukankah dia makhluk yang datang di mimpiku dulu? Kenapa semuanya jadi begini? Apakah ini mimpi? Atau memang kenyataan? Aku berharap ini hanya mimpi.
"Mm..mengapa kkk..kau datang ll..lagi kkk..kemimpi KK..ku?? Kkk..kau mm..makhluk yy..yang sama pp..pada mmm..mimpiku yy..yang ss..sebelumnya! Ss...siapa kk...kau??!" Kali ini suaraku sedikit kembali. Aku bisa berteriak. Tetapi membuat seluruh tubuhku merasa sakit dan nyeri.
"Kau tahu mengapa aku disini? Aku menanti kematianmu! Mencari seluruh keluargamu untuk dibunuh bersama. Tetapi sayangnya si Nenek tua itu,memiliki kemampuan diatas rata-rata. Dia bisa mengendalikan siapapun yang ada disampingnya. Dan kedua manusia yang meninggal itu. Akulah penyebabnya. Aku mencarimu. Aku mencari seluruh keluargamu!
"Aku ingin saat ini kau mengucapkan selamat tinggal kepada semesta. Hidupmu berakhir. Bukankah kau ingin mati di tempat yang lebih baik daripada di bawah tanah hutan hidup? Aku memilihnya untukmu. Aku memilih semua tempat yang kau datangi! Aku berjasa bagimu. Ingat itu!" Makhluk itu memainkan pisau.
Hidupku tak akan lama. Tetapi aku tidak akan menyerah. Aku akan terus mengingat Tuhan dimanapun aku berada. Aku ingat pesan Nenek.
"Tuhan itu pengatur semesta. Tuhan tidak pernah tidur,dia selalu melihat apapun yang dilakukan hambanya. Setiap kali kau dalam kesuasahan,ingatlah Tuhan. Dia akan selalu bersamamu jika kau membutuhkan pertolongannya. Ingatlah itu,Raya. Tuhan tahu segalanya."