AFTER RAIN COME SUNSHINE

Tehina Dender
Chapter #27

Petualangan 6 : Pulang

Pagi hari ini sangat cerah. Aku membuka mata. Ingin melihat warna warni dunia. Saat aku membuka mata,ternyata yang bisa kulihat masih hitam dan putih. Aku mengucek mata. Tetapi tetap saja sama. Aku menutup mata. Barangkali saat aku buka ruangan ini bisa berwarna. Aku menutup mataku selama lima menit. Menunggu waktu yang tepat untuk membuka mata. Ternyata,saat aku membuka mata, warnanya tetap saja hitam dan putih. Ada apa?

Aku mulai panik. Aku duduk. Kepalaku masih sakit. Tapi aku paksakan. Aku harus bertanya kepada dokter.

Aku berjalan. Terpincang-pincang. Ternyata kedua kakiku juga sama sakitnya. Susah untuk berjalan. Aku menggerakkan kakiku dengan kedua tanganku. Berusaha menyeimbangkan tubuh.

Aku semakin dekat dengan pintu. Tetapi sebelum bisa melangkah lebih jauh,aku terjatuh. Kakiku semakin parah sakitnya. Aku mengerang.

"Sakit sekali!" Aku bergumam sambil memegangi kakiku. Aku meneteskan air mata. Kenapa semua ini terjadi padaku? Aku bahkan tak meminta untuk diberi penyakit seperti ini. Apa salahku padaMu?

Air mataku semakin bercucuran. Bagai bendungan yang sudah roboh. Aku menangis didepan pintu. Memegangi kepalaku yang terlalu susah untuk menerima keadaan.

Tiba-tiba ada yang datang membuka pintu.

"Raya...Ayo sarapan dulu. Raya! Kenapa kau disini?" Nenek kaget saat melihat aku.

"Nenek...apa benar aku hanya bisa melihat warna hitam dan putih?" Aku semakin menangis saat berbicara tentang ini.

Nenek melihatku. Tak tega melihat cucunya bersedih hati. Mendekapku dengan sangat hangat.

"Kau pasti akan sembuh,Raya. Pasti." Nenek meyakinkanku. Membelai rambutku yang sudah tak terawat.

Air mataku semakin deras mengalir. Aku tak bisa lagi melihat indahnya dunia. Aku tak bisa lagi melihat indahnya bunga mawar yang aku tanam di halaman rumah. Aku tak bisa lagi melihat indahnya rembulan yang selalu mampir di jendela kamarku. Aku tak bisa melihat warna! Aku tak bisa!

Nenek membantuku berdiri. Memapahku untuk kembali ke tempat tidur. Aku berjalan dengan rasa sakit yang bertubi-tubi.

Setelah aku sudah kembali ke kasur,Nenek mengambilkan makanan untukku. Menyuapkan setiap sendok yang penuh makanan ke dalam mulutku. Andaikan saja Ayah dan Ibu masih ada. Mungkin aku takkan sesedih ini.

"Istirahatlah,Raya. Kau harus mengembalikan energimu. Kabar baiknya hari ini kau bisa pulang." Nenek tersenyum lebar.

Aku membalas senyuman Nenek. Mungkin hanya itu kabar baiknya.

Aku merebahkan diri dan tidur. Mungkin teman-teman akan datang.

****

Saat aku bangun,aku melihat tumpukan baju-bajuku yang sudah dirapikan. Saatnya pulang! Hanya ini yang membuat aku senang.

Lihat selengkapnya