Sesampainya di rumah,aku menurunkan barang bawaanku. Nenek membayar sopir itu dengan aplikasi. Setelah itu,aku dan Nenek masuk ke dalam rumah bersama-sama.
Aku lupa dengan bagian-bagian rumahnya. Nenek menjelaskan ulang kepadaku. Setelah aku tahu,aku langsung menuju kamarku dibagian depan. Dihiasi dengan namaku didepan pintunya. Aku langsung masuk,tak sabar melihatnya. Kamarku berdebu. Berapa lama aku pergi? Perasaan hanya dua hari di rumah sakit.
Aku membereskan bajuku yang kubawa ke ruang sakit. Menaruh baju bersih ke lemari dan baju kotorku ke keranjang. Kamarku sangat nyaman. Aku juga tak lupa membereskan kamarku. Sangat berantakan. Kasurnya dipenuhi dengan debu. Di beberapa bagian dipenuhi dengan jaring laba-laba.
Kamarku ada dua jendela besar yang menggantung di dekat kasurku. Aku bisa melihat kapanpun rembulan menengokku. Sayangnya,aku tak bisa lagi melihat warnanya yang indah.
Setelah selesai bersih-bersih,aku merebahkan tubuhku sebentar. Merasakan betapa nyamannya kasur yang aku miliki. Mulai detik ini,aku akan memulai kehidupanku yang baru dengan Raya yang sama.
Nenek memanggilku untuk makan malam saat aku sedang asyik memandangi barang-barangku sebelumnya.
Aku segera turun. Duduk di meja makan.
"Apakah hari ini kita berpesta lagi,Nek?" Aku tertawa. Senang sekali melihat banyak makanan yang disiapkan Nenek.
"Hari ini kau pulang dari rumah sakit. Apakah kau tidak bahagia?" Nenek bertanya.
"Tentu saja aku bahagia,Nek. Siapa yang tidak bahagia mengetahui dirinya sembuh?" Aku malah balik bertanya.
Nenek tertawa. Lebar sekali.
Kami makan bersama dengan dipenuhi perasaan kegembiraan. Hari ini aku merasakan betapa pentingnya Nenek dalam hidupku. Aku tak tahu bagaimana jika aku tak memiliki siapapun dalam hidupku.
"Raya,dimakan. Kenapa kau menangis,Sayang?"
"Aku hanya senang sekali memiliki Nenek terbaik yang pernah ada. Terimakasih,Nek." Aku memegang tangan Nenek.
Nenek mengangguk,mengelus rambutku. Kebiasaan yang selalu Nenek lakukan saat aku sedang sedih.
Makan malam berlangsung dengan lancar. Aku membantu Nenek setelah selesai makan. Membereskan piring-piring yang kotor. Memasukkan makanan yang sisa kedalam kulkas.
"Kau tahu,Raya. Sebelum ini,kau tak pernah membantu Nenekmu ini. Kau selalu meninggalkan Nenek setelah makan. Kau hanya membantu jika Nenek suruh. Kau sangat berbeda,Raya. Tetapi Nenek lebih suka dengan Raya yang ini." Nenek berbicara sambil mencuci piring kotor.
"Benarkah? Nenek pasti kesusahan dengan adanya aku yang dulu." Aku tertawa.
Nenek juga ikut tertawa bersamaku. Aku selalu senang melihat senyum Nenek. Hangat sekali saat dipandang. Membuat orang lain merasakan kehangatan yang dimiliki Nenek.
"Jangan kau pandangi terus Nenekmu ini. Pergilah tidur. Kau besok harus kuliah. Nenek akan tunjukkan lokasinya padamu."
"Iya,Nek." Aku langsung berjalan ke kamarku.