Sebuah mobil hitam berhenti di parkiran SMA Nusa Bangsa. Dari kejauhan terlihat seorang laki-laki sekitar umur 17 tahun berpakaian rapi mengenakan seragam, dengan sepatu berwarna biru toska dan ditambah juga ransel yang berwarna biru toska terlihat apik ia kenakan.
Langkah kakinya terlihat beriringan menuju ke koridor sekolah yang juga tak kalah luasnya dari parkiran tadi. Anak laki-laki itu sepertinya mengarahkan tubuhnya ke arah ruangan guru atau yang sering disebut kantor.
Sedangkan, di bangku ujung koridor terlihat dua siswi perempuan yang sedang duduk dan membicarakan hal yang pastinya tak penting!, Rani―siswi SMA Nusa Bangsa yang sudah terkenal centil dan banyak tingkah itu langsung terbelalak melihat siswa baru yang ia lihat.
Disebelahnya, seorang siswi yang amat kalem,hanya melihat siswa baru itu dengan wajah yang datar dan biasa-biasa saja. Tak ada yang terlihat wow! Baginya, yang ia lihat hanya sebuah manusia dan itu sudah sangatlah lazim, begitulah Ratu Vania Tiara atau yang sering disapa Nia―siswi yang pernah merasakan begitu rumitnya olimpiade matematika tingkat internasional, bahkan tahun lalu saja ia menjadi perwakilan Indonesia di Perancis. Banyak siswa di SMA itu merasa heran dengan pembuatan otak Nia yang mungkin di proses lebih teliti, ya mungkin setiap jaringan di otaknya di kerjakan oleh petugas yang handal sehingga soal matematika yang dianggap momok bagi para siswa disekolah itu. Justru ia anggap sebagai lauk pauk yang setiap harinya dihidangkan di meja makan.
Nia mengarahkan pandanganya ke samping kiri, ia melihat Rani―sahabatnya itu sedang gatal ingin bertemu dengan siswa baru di kantor.
"kamu kenapa sih?,"Ucapnya
"lihat deh cowok disebelah sana!"Balas Rani yang tak bisa memalingkan pandangannya dari siswa baru itu.
"kenapa dengan cowok itu?, dia manusia kan?"