Siswa Baru

Arham FR
Chapter #9

Pertengkaran Dua Sahabat

“kakak?, kok gak makan?”Tanya seorang wanita berdiri di pintu kamar Nia. Wanita itu adalah Ratu―mamanya Nia. Ratu melihatnya sedang menangis di meja belajarnya.

“gak ma, Nia lagi gak selera makan”Jawabnya sembari mengelap air mata.

Ratu hanya terdiam mendengar jawaban Nia yang terdengar sedih. Ia tahu kalau anaknya itu lagi frustasi dengan kondisi keluarganya sekarang. Sebagai ibu dari anak-anaknya. Ratu sebenarnya tak ingin membesarkan masalah keluarganya. tapi emosinya seketika memuncak karena ia selalu saja yang disalahkan oleh ayah Nia.

Ia mencoba untuk menenangkan Nia yang sedang bersedih dengan menghampiri dan memeluk Nia. Pelukan dari seorang ibu benar-benar sangat tulus. Tak ada pelukan sehangat ibu yang bisa menenangkan diri seorang anak.

Nia merasa sudah agak tenang, ia mencoba untuk memberitahu kegelisan hatinya selama ini kepada Ratu,”ma, Nia mohon. Tolong selesaikan masalah kalian secara tenang”Ucapnya yang sembari mempertemukan kedua telapak tangannya.

“mama udah berusaha untuk menenangkan ayah nak. Tapi apa?mama terus yang disalahkan sama ayah nak.”

“Nia ngerti ma, kondisi mama dan ayah sekarang. Tapi, Nia gak mau jadi anak dari keluarga broken home. Nia gak mau!”

“itu semua gak akan terjadi nak”Ucap Ratu berusaha untuk meyakinkan

“gak akan, bagaimana ma?. Nia itu tahu ayah orangnya suka memutuskan di saat emosi. Walaupun keputusan yang diambilnya salah. Apa itu gak mungkin?”

“gak, gak akan!. Percaya sama mama”

“mama janji?,”

“janji. Mama akan berusaha untuk memperbaiki masalah ini secepat mungkin”

thank you mom. I love you

of course. Sekarang Kakak makan ya!. Baru istirahat, mama gak mau lihat Kakak nangis lagi!”

“iya ma”

***

Matahari baru saja menampakkan serpihan-serpihan sinarnya di ufuk timur. Angin yang begitu segar seolah-olah ingin bermain dengan ceria. ditambah dengan cuitan burung yang terdengar sangat merdu menghibur telinga yang sedang sendu.

Nia tampak berjalan lesu menyusuri koridor sekolah yang amat luas. Dari wajahnya sepertinya ia masih memikirkan masalah keluarganya, padahal Ratu sudah berjanji agar masalah dalam keluarganya akan cepat di tangani, walaupun begitu tetap saja ia masih ragu dengan ucapan mamanya.

Dari arah belakang, terlihat Rani yang sedang memakai make up. Berjalan menyusuri koridor. Rani tak tahu kalau di depannya adalah Nia, begitu juga sebaliknya. ‘bruk...’seketika tabrakan terjadi di koridor yang cukup luas itu, ia menabrak Nia dan alat make up yang ia pegang terlempar cukup jauh dari tangannya.

Lihat selengkapnya