Matahari pagi bersinar di dampingi dengan suara merdu ayam berkokok, aku beranjak dari tempat tidurku, mempersiapkan diri untuk sekolah di hari pertama masuk SMA. Persiapan telah selesai, ku ambil sepeda dan ku kayuh meluncur pelan, berguncang lembut setiap melewati kerikil kecil yang aku lintasi, menikmati indahnya pemandangan dikelilingi sawah - sawah yang hijau. Setelah cukup jauh lamanya akupun sampai di gerbang sekolah.
Aku memakirkan sepedaku di tempat yang disediakan, aku berjalan menuju kelas. Kelasku berada di lantai dua kelas kedua dari pojok kanan, aku telah sampai didepan kelas ku buka pintu, tetapi arah tatapanku terpaku pada kelas kosong disamping kelasku yang telah dijadikan gudang, aku merasakan sesak nafas, hingga aku pingsan.
" Put, kamu tidak apa - apa ? " Ujar kaka kelas
" Tidak apa - apa kak, ini dimana ? "
" Kamu lagi di uks, tadi aku liat kamu pingsan jadi aku bawa kamu kesini. "
" Ah, iya terimakasih kak. "
" Kamu kenapa ? apa kamu punya penyakit ? "
" Tidak apa - apa kak, hanya belum sarapan tadi pagi. " jawabku sambil tersenyum
Mungkin rasa sesak itu hanya ilusi atau pikiran ku yang sedang kacau, terbentuk secara aneh dari kelainan yang ada di otak ku. Tetapi itu sangat nyata aku yakin itu bukan ilusi karena aku dari smp sudah bisa merasakan itu semua, aku tidak dapat memberitahu karena pasti tidak akan dapat dipercaya.
" Kak, aku udah mendingan nih. Aku balik ke kelas dulu ya, makasih. "
" Oh iya, sama - sama. Kamu hati - hati ya. "
Aku meranjak pergi dari tempat tidur yang ada di uks, menuju kelas.
" Assamu'alaikum, permisi bu, izin ikut kelas. "
" Wa'alaikumsalam, ya silahkan duduk "
Akupun mengikuti pelajaran dan menghiraukan apa yang aku lihat, aku memang dapat melihat mereka, tetapi karena sudah terbiasa akupun tak peduli lagi. Bel pulang telah berbunyi, aku bereskan semua barang - barangku dan bersiap untuk pulang. Aku menuju parkiran untuk mengambil sepedaku dan ku kayuh menuju jalan pulang.
Dua bulan selama belajar disana,tidak ada hal yang aneh aku masih melihat hal yang sama dan tidak memperdulikannya.
" Selama mereka tidak mengganggu, kenapa aku harus peduli? " ucapku dalam hati