Six Sense Diary

Kandarpa Cahya Putra
Chapter #2

Awal Mula

Beberapa tahun sebelumnya...

Angin sore yang sejuk mengiringi setiap langkahku bermain dengan teman - temanku, berlari kesana kemari demi membuat layangan kami terbang naik, membentang layangan menunggu lawan datang. Terdengar suara ibuku yang memarahiku dari kejauhan.

" Put, pulang, mandi abis itu sholat. "

" Iya bun, ini lagi mau digulung benangnya. "

" Cepetan ya, jangan lama - lama tar keburu diculik wewe gombel baru tau rasa."

" Jangan lah bun, sabar ngapa. "

Cerita tentang hantu wewe gombel memang sudah terkenal dikampungku, katanya cerita itu memang sudah turun temurun bahkan sudah ada sejak bunda dan ayahku masih kecil. Katanya wewe gombel itu adalah hantu menyerupai nenek - nenek yang suka menculik anak kecil, dan itu biasa digunakan orang tua agar anaknya tidak bermain di malam hari atau setelah maghrib menjelang. Karena sudah dipanggil dan adzan maghrib telah berkumandang, kami mulai menarik benang yang membentang dan menggulungnya, ku bawa layanganku berlari menuju rumah.

Langit jingga berubah menjadi gelap, serangga malam mulai muncul didaratan, cahaya lampu dirumahku sudah dinyalakan,dan diluar sana sudah mulai berubah menjadi gelap.

" put, mandi abis itu sholat terus ngaji."

" Iya bun, ini juga mau mandi "

Selesai mandi.

" Bun, aku berangkat ngaji dulu ya. Assalamu'alaikum. "

" Wa'alaikumsalam, hati - hati put. "

Menutup pintu rumah, akupun berlari untuk menuju mesjid. Sesampainya di masjid aku langsung mengambil wudhu dan bersiap untuk mengaji. Selesai mengaji aku biasa pulang bersama teman - temanku.

" Eh, teman - teman tau ga? tadi aku liat setan tau. "

" Masasih, yang bener ? "

" Iya bener, tadi itu aku liat di lapangan tempat kita main layangan. "

" Setan apa ? "

Saat kami melewati lapangan.

" Pocong, kabur. "

" etdah, tungguin kenapa. "

Aku dan teman - temanku berlari, dan bodohnya aku pada saat itu percaya, aku pun berlari sekencang - kencangnya, dan sampai rumah dengan badan penuh keringat.

" Put, kamu kenapa lari - lari ? "

" Biasa bun, temen nakutin, katanya ada pocong. "

" Yaudah sana, ganti baju. Langsung tidur. "

" iya bun. "

Lihat selengkapnya