SKACHERY

Hasna Khairunisa
Chapter #11

#11. Untuk Merasa Hancur

Di dunia ini, tidak ada seorang pun yang merasa baik-baik saja ketika sadar dirinya telah di tipu. Entah itu hal kecil atau besar sekalipun, setidaknya perasaan dibohongi akan menimbulkan luka. Mengikis rasa percaya, lalu lambat laun menghilangkannya.

Rei, dia tidak pernah suka dibohongi. Karena baginya, setitik kebohongan, bisa merusak sebelanga kepercayaan. Kemudian ia akan mulai menyalahkan dirinya sendiri karena semudah itu memberi celah untuk orang lain menipunya. Rei benci. Ia benci pembohong!

Hening.

Ruangan bercat putih itu benar-benar tanpa suara. Sebab satu-satunya penghuni yang ada, tengah termenung di atas ranjang sambil menghadap ke arah jendela. Pandangan Rei kosong. Seluruh tubuhnya bahkan tidak bergerak sama sekali. Dia mematung.

Suara derit pintu juga tak membuatnya menoleh. Rei tidak peduli siapa yang berani menerobos kamarnya padahal sedari tadi ia hanya ingin sendirian.

"Rei ...."

Tante Yoland, tebak Rei dalam hati.

Benar, wanita itu buru-buru datang setelah mendengar sebuah kabar yang mengejutkannya. Sejujurnya, alasan Yoland datang ke rumah sakit bukan cuma karena mendengar kabar Rei tak sadarkan diri di tempat umum, tapi karena telepon dari pihak berwajib yang mengabarkan telah menangkap pelaku penabrakan malam itu. Dan tersangkanya tak lain dan tak bukan adalah sosok laki-laki yang selalu berada di ruangan ini untuk menjaga Rei.

"Rei, gimana kondisinya? Tante kaget kamu--" ucapan Yoland diinterupsi. Pertama kalinya, Rei memotong pembicaraan orang yang lebih tua. Memang terkesan tidak sopan, tapi Rei sungguh tak mempedulikan apapun saat ini. Pikirannya terlanjur mengeruh.

"Dia siapa, tante?" Pertanyaan Rei meluncur dengan begitu dingin. Rei marah. Dia marah pada tantenya yang ikut menutup-nutupi sesuatu darinya.

Rei menoleh, menatap Yoland yang berdiri di sebelah ranjang. "Kali ini aku mohon tante jawab dengan jujur, siapa cowok yang selama ini mengaku jadi Rio?"

Tidak ada jawaban langsung dari Yoland. Wanita itu tampak kebingungan bagaimana cara menjelaskannya pada Rei. "Namanya Jayden, laki-laki yang selama ini kamu kira sebagai Rio."

"Jayden?" Keningnya mengernyit dalam. "Rei bahkan gak pernah punya teman ataupun kenalan yang namanya Jayden, Tante."

Rasanya kepala Rei mau pecah memikirkan lelaki asing bernama Jayden ini tiba-tiba masuk ke dalam hidupnya. Berpura-pura menjadi Rio dan selalu menghabiskan waktu bersamanya. Lantas siapa Jayden sebenarnya?

"Jayden siapa, Tante? Kalau dia orang lain, gak mungkin tanpa alasan mau pura-pura jadi Rio buat jagain Rei selama ini."

Yoland menghela napas berat. Biar bagaimanapun ini salahnya. Terlalu percaya pada orang asing dan mengira bahwa lelaki muda itu adalah teman dari keponakannya.

"Waktu itu dia orang yang bawa kamu ke rumah sakit setelah kecelakaan. Tante pikir, dia salah satu teman kamu, karena dia kelihatan paling cemas saat itu ...," cerita Yoland terhenti sejenak. Wanita itu bingung apakah harus melanjutkan atau tidak. Apakah harus memberitahu kenyataannya ataukah dia simpan sendiri saja? Tapi, melihat Rei yang seakan meminta penjelasan lebih, Yoland tidak tega untuk menyembunyikan hal lain lagi padanya. Ya, Rei perlu tahu.

"Tapi ternyata ...."

"Ternyata apa, Tante?" Rei menjadi tidak sabaran mendengar apa yang akan tantenya ini ucapkan. Namun, setelah sebaris kalimat keluar dari lisan Yoland, jantung Rei seperti dihentikan paksa oleh Sang Pencipta.

"Dia pelakunya, Rei ... yang menabrak kamu malam itu."

Katakan, apa ada yang lebih lucu dari ini? Apa ada yang lebih tidak mungkin dari ini?

Seumur hidup, Pereira Adia Elvarette tidak pernah merasa se-dipermainkan ini. Emosinya merengsek naik, kian memperburuk suasana hati. Ia tak menyangka, laki-laki yang selama ini membuatnya tersenyum dan tertawa lepas, adalah orang yang sama dengan yang menabraknya tempo hari.

Lihat selengkapnya