Skandal Universitas

Nikita Luisa
Chapter #23

Bab 22 - Irene Riadi

Seminggu setelah sidang.


Setelah semua kejadian yang terjadi, hidupku kembali seperti semula.

Oke, terus terang, aku harus berterima kasih pada Abel atas presentasi yang ia lakukan di sidang hari itu. Di sidang kemarin, aku bahkan tidak punya giliran tampil dan hanya melongo seperti orang tolol setiap kali Abel mengeluarkan bukti-bukti yang kami kumpulkan. Abel benar-benar bersinar di sidang tersebut dan ia menepati janjinya padaku. Janji bahwa ia akan mengembalikan nama baikku. Para dosen meminta maaf karena sudah menuduhku, dan mereka memutuskan untuk mengembalikan posisiku sebagai mahasiswi excellence award di kampus. Di sesi pertemuan yang lain, aku memberikan pengakuan pada mereka bahwa aku sebenarnya juga sering menyontek selama ujian yang lain dan berujar bahwa aku siap menerima hukuman. Namun, mereka tidak memberikan komentar lebih lanjut dan hanya menyuruhku untuk mengubah tabiatku itu.

Fiuh, kurasa aku bisa bernapas lega sekarang.

Berkat presentasi yang Abel lakukan, Abel berhasil mengembalikan reputasinya. Followers media sosial Abel meningkat drastis. Kini ia bahkan dipuja-puja oleh banyak orang. Dalam waktu dekat, kurasa Abel bakal jadi artis mengingat betapa banyak jumlah podcast terkenal yang mengundangkan untuk hadir dan memberikan penjelasan mengenai semua hal yang ia lalui. Presentasi heroik yang ia lakukan sontak membuat banyak orang merasa bersalah karena sudah menghujatnya. Di waktu yang sama, reputasi Abel juga membuat saham Daniswara Corp meningkat drastis.

Pak Reihan diberhentikan dari jabatannya di jurusan kami. Setelah sidang, Abel memberikan bukti sogokan Brandon pada Rektor Dwi dan beliau langsung diberhentikan secara tidak hormat. Brandon dan Jiggy tentunya mendapatkan hukuman dari pihak universitas akibat tindakan mereka. Jiggy, yang terbukti mencelakai Kim, mendapatkan panggilan dari polisi untuk hadir di persidangan. Kali ini, persidangan asli yang dilakukan atas tuduhan pembunuhan berencana. Jiggy dipastikan bakal mendapatkan sanksi berat di sel karena melakukan pembunuhan berencana dan serta kekerasan pada pacarnya sendiri. Para pihak universitas pun merespon dengan jauh lebih keras. Rektor Dwi memutuskan untuk mengeluarkan Jiggy dari Universitas Garuda Internasional karena tindakannya ini dan tidak memberikan kesempatan pada Jiggy untuk kembali ke universitas.

Dalam sikon ini, Brandon jauh lebih beruntung daripada Jiggy. Meski terbukti membantu Jiggy menyebarkan buzzer aksi bunuh diri Kim di media sosial dan menculik aku dan Abel, Brandon tidak mendapatkan sanksi berat dari pihak polisi. Kurasa HI Group mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menebus tindakannya di pihak kepolisian. Pihak universitas memutuskan untuk memberikan sanksi skorsing selama dua semester untuk Brandon. Sebenarnya, aku merasa bahwa hukuman ini terlalu ringan untuk Brandon, tapi aku tidak mempertanyakannya lebih lanjut. Diam-diam, aku merasa bahwa pengaruh HI Group di Universitas Garuda Internasional pastilah menjadikan ini alasan kenapa Brandon tidak mendapat banyak hukuman.

Di luar dugaanku, Kim rupanya siuman dan belum mati. Gadis itu terus meracau sambil berteriak histeris ketika ia terbangun dan berujar bahwa Jiggy adalah orang yang mendorongnya di apartemen. Kim mengalami kerusakan yang cukup para pada tulang kakinya akibat jatuh dari apartemen. Aku sempat membesuk Kim di rumah sakit, dan gadis itu sepertinya harus menjalani terapi agar bisa berjalan kembali. Meski tidak banyak berbicara kepadaku, aku terus-terusan mendatangi Kim setiap beberapa hari sekali untuk memberikan gadis itu semangat.

Lalu, ada Thomas. Orang yang menyebabkan semua kejadian ini terjadi.

Thomas mendapatkan panggilan terpisah dari para dosen. Setelah diselidiki lebih lanjut, rupanya Thomas terbukti menyebarkan berita skandal menyontek kampus melalui thread X dan juga membantu Brandon menyebarkan buzzer aksi bunuh diri Kim. Dari yang kudengar, pihak universitas memutuskan untuk menarik jabatan yang baru saja Thomas dapatkan sebagai mahasiswa berprestasi. Beasiswa Thomas juga dilucuti dan Thomas mendapatkan sanksi skorsing selama dua semester. Thomas kehilangan kesempatan untuk lulus sebagai peringkat kedua di kampus, dan gelar cumlaude-nya juga ditarik oleh pihak universitas. Ia juga diberhentikan dari pekerjaan paruh waktunya sebagai asisten dosen dan proktor. Meski hukuman Thomas tidak seberat Jiggy, aku yakin bahwa mental Thomas sepertinya mengalami kerusakan yang cukup parah mengingat kondisi finansialnya. 

Aku berjalan ke parkiran kampus dengan santai. Setiap kali aku melangkah, aku bisa mendengar sapaan mahasiswa di sekitarku yang terus-terusan mengucapkan simpati mereka atas kejadian yang baru saja kualami. Saking banyaknya orang yang mengucapkan permintaan maaf karena sudah mencurigaiku dan membicarakanku di belakang, aku sampai merasa tidak enak sendiri. Aku memutuskan untuk segera berjalan menuju mobilku, sebelum akhirnya menyadari ada orang yang tengah berdiri di depan pintu mobilku.

“Gue kira lo berhenti jadi mahasiswa kampus dan beralih profesi jadi artis sekarang.” 

Abel tersenyum begitu melihat omonganku itu. Aku sontak berjalan mendekat ke tempat Abel berdiri. 

“Sepertinya gue nggak cocok jadi artis.” Abel menjawab singkat. “Gue terlalu blak-blakan setiap kali menjawab pertanyaan di podcast-podcast itu.”

“Lo dapat hujatan setiap kali ada yang posting podcast lo?”

Lihat selengkapnya