Skenario Tuhan (Gadis 12 Kali Operasi)

Mega Kembar
Chapter #1

PROLOG

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 286 menerangkan bahwa: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya."

Tapi... bagaimana dengan gadis berusia 25 tahun yang harus menjalani dua belas kali operasi, mengalami kelumpuhan, menderita gagal ginjal dan menjadi anak berkebutuhan khusus seumur hidup?!

“Mama, Dede capek. Bunuh saja Dede. Dede mau pulang... ke tempat A Megi."

Apa permintaanku terlalu berat?!

***

Kamis, 09 Januari 2020.

Bukan Kanker. Bukan HIV. Bukan pula Covid-19, tapi kenapa harus operasi sebanyak dua belas kali?

Awalnya aku berpikir ini bukanlah penyakit berbahaya, bukan penyakit mematikan, apalagi menular. Tapi kenapa berakhir dengan amputasi?

Kecelakaan kecil sepuluh tahun lalu, hanya membuat kaki kiriku melepuh terkena panas mesin motor. Itu bukan peristiwa besar yang membahayakan nyawa. Beberapa orang pun pasti pernah tak sengaja menginjak knalpot.

Itu biasa.

Tapi kena hanya aku yang kehilangan kaki?

“Dek, namanya siapa?”

Kalimat sama yang selalu ditanyakan setiap aku dibaringkan di meja ruang operasi. Satu ruangan yang didominasi warna putih dengan deretan lampu terang dan peralatan medis berjajar rapi.

“Siti Mega Meliani, Dok.”

Jawaban yang sudah melekat dalam ingatan, tak lupa disertai senyuman seakan aku bahagia.

Mungkin iya jika kata 'Sembuh' menjadi milikku.

Tapi tidak sesederhana yang terdengar, kala lidahku justru terbiasa mengecap pahit obat yang diminum tiga kali sehari, bagai makanan pokok untuk bertahan hidup.

“Masih sekolah, Dek? Kelas berapa?”

“Sudah lulus."

“Lulus SMP?”

“Bukan. Saya lulusan SMA, Dok."

Dialog berulang dengan sedikit perbedaan. Pernah aku menjawab kelas 5 SD, 6 SD, 1 SMP, 2 SMP, 2 SMA, sampai saat ini lulus SMA.

Lucu, bukan?

Yah, saking lucunya aku pernah mencoba menggores urat nadi ini.

“Wahh kirain anak SMP.”

“Bukan, Dok.”

“Kemarin dapat peringkat gak di sekolahnya, Dek?”

Tidak jarang, mereka mengajakku berbincang sambil menunggu Dokter Spesialis bersiap. Pernah kulihat juga para asisten perawat mendorong troli berisi suntikan, gunting, jarum dan lain-lain.

Lihat selengkapnya