Skenario Tuhan (Gadis 12 Kali Operasi)

Mega Kembar
Chapter #4

Bapak Pedagang Es Cendol

Jika perpisahan itu tetap terjadi

Aku tidak harus mengalami rasa sakit ini

(Mega Kembar)

***

Kakek Adan sudah berusaha menasehati Mama untuk bertahan. Namun, Mama kekeuh ingin pulang ke Bandung.

Bapak sendiri tidak bisa membujuknya karena kesalahan ada di pihak Bapak yang membuat Mama jengkel.

Tanpa berkomentar apapun, Bapak mengambil tas besar di tangan Mama dan pergi mengantarkan ke gardu11 depan jalan raya untuk menunggu mobil angkutan umum. 

Berbeda dengan Kakek Adan yang berpamitan pada Oyot Ijah dan Abah Arhani, Mama melengos begitu saja. 

Saat mobil hendak melaju, barulah Bapak berbicara sambil mengusap rambut Aa Banyu.

“Nanti Bapak nyusul Banyu ke Bandung.” 

Kepadaku Mama bercerita bahwa itulah perkataan terakhir yang didengar dari Bapak sebelum perpisahan mereka.

Akan tetapi, saat tinggal kampung halaman sendiri pun, hanya luka yang Mama dapat.

Ketika hari raya idul fitri tiba, ada kerabat dekat yang menjelek-jelekan citra Bapak.

“Bapak kamu emang nggak bener, Banyu. Bukannya cari duit buat nafkahin anak istri malah main terus kerjaannya.”

Mama sangat terpukul oleh kalimat menyakitkan tersebut, tetapi memang itulah kenyataan. 

Orang tuaku miskin ...

Untuk membeli baju lebaran Aa Banyu saja tidak sanggup. Beruntung saat mudik ke Bandung, Uwak Andi12 membawakan tiga stel pakaian bayi untuk Aa Banyu. 

Mama tambah terharu saat Uwak Andi menasehati. “Yang Sabar, Mais. Juan pasti lagi berusaha memperbaiki ekonomi keluarga kalian. Terus tawakal berdoa minta ke Gusti Allah."

Tiga bulan berlalu, masih tidak ada kabar dari Bapak. Kakek Adan mengingatkan Mama untuk menghubungi Bapak dan meminta kejelasan hubungan mereka. 

Akan tetapi, Mama pesimis mengira rumah tangganya sudah retak. Mereka diujung perceraian, bahkan sudah banyak pria yang mendekati Mama untuk menggantikan posisi Bapak.

 Takdir tidak pernah mengizinkannya …

Suatu malam pintu rumah terketuk. Mama pun bergegas menuju ke sumber suara untuk menadapati Bapak berdiri di teras rumah, Mama memintanya masuk ke rumah.

Saat duduk bersimpuh di lantai, Bapak menyodorkan dompet berisi uang puluhan ribu rupiah. Namun, Mama tidak merasa senang, dia justru curiga uang tersebut hasil mencuri.

“Uang apa ini?”

“Hasil jualan cendol di Tangerang.”

Yap! Selepas kepergian Mama dan A Banyu ke Bandung, Bapak pun merantau kembali ke Kota mencari pekerjaan.

Pergaulan yang luas membuatnya bisa berkenalan dengan seorang pedagang es cendol yang menawari Bapak untuk bergabung.

Bapak sengaja tidak langsung menjemput Mama ke Bandung, karena selain ingin menabung dulu, Bapak pun ingin memberikan ruang pada Mama untuk saling introfeksi diri.

Sejak itulah orang tuaku kembali bersama ...

Bahkan setelahnya Mama pun ikut diboyong tinggal di Tangerang dan kembali bekerja di Pabrik. Pengurusan Aa Banyu diserahkan pada Pengasuh. 

Keluargaku hidup dalam kemewahan dengan Aa Banyu yang dibelikan mainan beragam, bahkan setiap malam minggu selalu dibawa ke Mall ataupun festival pameran.

 Akan tetapi, menurut Mama mereka jauh dari Tuhan. Kesibukan dalam bekerja membuat jadwal sholat selalu mepet, terkadang puasa pun tidak genap satu bulan. 

Katakan?!

Apakah ini dosa yang harus aku tanggung?!

Lihat selengkapnya