Skills

Imajiner
Chapter #4

Arman Lugimansyah - 1. Di Pagi Hari

"Sip, udah ganteng." ucap gue menyombongkan diri di hadapan cermin.

Hari ini adalah hari dimana Universitas Mandalawangi melakukan kegiatan Technical Meeting untuk para mahasiswa baru.

"Udah nggak sabar gue pengen cepet dapet temen dan juga lihat si Citra. Semoga aja gue ketemu dia disana."

Di surat pemberitahuan, Technical Meeting mulai pukul 08.00 dan gue sendiri bakal berangkat pukul 7.30 karena rumah gue ke Mandalawangi nggak begitu jauh kalau gue lewat jalan pintas.

Sebenarnya di surat pemberitahuan dibilang nggak boleh bawa kendaraan, tapi rumah gue yang sama sekali nggak dilewati sama angkutan umum memaksa gue harus bawa motor. Kalau disana nggak boleh parkir, gue parkir aja di minimarket deket kampus. Beres kan?

Ternyata kenyataan di jalanan nggak sesuai dengan yang gue harapkan. Macet panjang mengular sejak keluar komplek. Sial!

***

Gue cuma bisa jalan pelan karena kemacetan ini. Ketika gue lihat jam tangan, udah setengah jam gue kejebak macet.

"Gini sih gue bakalan telat."

Mau nggak mau gue harus melakukan sesuatu yang salah dalam diri gue. Berkendara di atas trotoar. Habisnya mau gimana lagi? Nggak ada jalan lain selain trotoar yang juga di lalui beberapa motor itu.

Gue jalanin motor gue di atas trotoar dengan kencang, lumayanlah terbebas dari macet walaupun sebenernya gue ini melakukan kesalahan.

Ketika asik melaju dengan kencang, gue dikejutkan sama seorang cowok yang berjalan tapi pandangannya melihat ke arah lain.

"Dia jalan ke depan, tapi fokusnya kemana-mana. Masuk selokan kan kasihan."

Gue yang nggak mau melihat orang itu masuk ke dalam selokan, mencoba mengingatkannya dengan cara mengklakson dengan keras untuk mengingatkannya.

Tiiiiiiiiiiinnnnnn.....

Sontak dia langsung kaget karena mendengar klakson motor gue.

Separuh jalan terlewati, ternyata biang keladi dari kemacetan jalan ini adalah angkot-angkot yang seenaknya ngetem.

"Dasar angkot, memangnya jalan punya nenek moyangnya apa?"kesal gue dalam hati.

Meskipun jalan di depan sudah nggak terlihat macet, tapi untuk berjaga-jaga, gue putuskan untuk melewati jalan pintas. Siapa tahu bakal macet lagi kayak tadi.

***

Tibalah gue di Jalan Jingga, jalan di mana Mandalawangi berada. Secara diam-diam gue parkir motor di depan minimarket yang berjarak sekitar 700 meter dari Mandalawangi. Walaupun jauh, tapi no problem. Karena gue ingin menghindar dari panitia yang mungkin berjaga di sekitar kampus.

Setelah selesai mengembok motor, gue langsung masuk ke dalam minimarket untuk belanja, ya hitung-hitung sebagai ongkos parkir motor.

Sesampainya di depan Mandalawangi, nggak terlihat adanya satu orang pun yang berjaga ataupun mahasiswa yang telat kayak gue ini. Yang jelas terdengar suara keras dari sound system. Mungkin acaranya sudah dimulai.

Benar dugaan gue, ternyata sudah banyak mahasiswa baru yang berbaris di tengah lapangan sambil mendengarkan pidato.

"Kelompok berapa?"tanya seorang cowok yang mendekati gue.

Dari raut wajah yang lebih tua, logat yang menaik serta pakaiannya yang kusut. Enggak salah lagi, dia salah satu panitia dari acara Technical Meeting ini.

"Kelompok apa kak?"

Lihat selengkapnya