Skills

Imajiner
Chapter #8

Arman Lugimansyah - 3. Benci Mereka Bagian Satu

"Bagaimana perkenalan dengan para pembina kalian? Asyik tidak?"ujar MC acara yang kembali naik panggung.

"Asyiiikkkk.."

"Baiklah kalau begitu, kita langsung ke acara selanjutnya saja ya. Nanti kalian akan dibimbing oleh pembina kelompok untuk menuju ke lokasi yang sudah ditentukan, di sana kalian akan diberi penjelasan untuk tugas besok. Jadi kalian harus memperhatikan pembina kalian dengan seksama. Mengerti tidaaakk?"

"Mengerttttii..."

Ternyata pembina sudah mulai bekerja hari ini. Itu tandanya Kak Tasya bakalan masuk ke dalam kelompok gue hari ini juga. Seneng banget rasanya.

Para pembina langsung turun dari atas panggung lalu berjalan ke arah kelompok mereka. Namun sayang banget, gue yang baris tepat paling belakang sama sekali nggak bisa melihat pesona Kak Tasya karena dia ada di depan.

"Ah No, Kak Tasyanya di barisan depan lagi, kita jadi nggak dapat bagian nih karena kita paling belakang."keluh gue keNino.

"Iya Man, kita kesiangan. Jadi nggak tahu apa yang diomongin di depan."

Tiba-tiba Nino berjalan maju mengikuti barisan yang juga ikut berjalan. Gue yang bingung, mencoba bertanya kepada Nino.

"Kita mau kemana No?"

"Aku juga nggak tahu Man."jawab Nino dengan raut bingung.

Nggak mau ketinggalan informasi mau kemana tujuan kelompok gue ini, gue putuskan untuk menyerobot ke depan untuk bertanya ke Kak Tasya.

"Kalau begini sih, mending gue nyerobot ke depan aja!"

Gue langsung berjalan keluar barisan untuk jalan ke depan. Setibanya di samping Kak Tasya, belum sempat gue bertanya, tiba-tiba datang seorang senior dengan perawakan yang besar.

"Kenapa kamu menyerobot? Punya aturan nggak kamu?"

"Punya kak, saya menyerobot karena saya ingin tahu informasi lebih jelas. Soalnya saya barisnya paling belakang."

"Ya salah sendiri, kenapa kamu datangnya telat? Sudah! Balik ke posisi awalmu. Kamu enggak lihat? Barisanmu jadi terhenti karena ulahmu ini."

Nggak mau terus beradu argumen sama si senior ini dan juga gue yang enggak mau Kak Tasya melihat gue sebagai cowok yang nakal, akhirnya gue memutuskan untuk kembali ke tempat semula, yaitu tepat di belakang Nino. Dasar senior! Bisa banget cari mukanya!

"Jalan!" cetus si Senior.

Kelompok gue kembali berjalan untuk menuju lokasi yang sama sekali nggak gue ketahui.

"Kamu sih Man malah seenaknya menyerobot."sindir Nino.

"Gue nyerobot karena pengen tahu informasi aja. Dasar senior, pengennya cari muka biar di kata sok galak!" balas gue ke Nino dengan penuh kesal.

***

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya barisan gue berhenti juga. Tepat di lapangan olahraga Mandalawangi.

Para anggota kelompok langsung melakukan posisi duduk, bahkan Nino nyuruh gue untuk duduk.

"Akhirnya duduk juga, capek banget gue!"

Lihat selengkapnya