Kali ini gue dan para maba sudah berbaris di belakang panggung. Sebelum berbaris, kami semua mendapatkan pengarahan dari senior. Senior bilang, acara selanjutnya adalah acara misi penyelamatan. Maksudnya ketika kami berdiri di atas panggung, ketua kelompok kami harus menyelamatkan kami agar bisa masuk lagi ke dalam kelompok.
Semoga aja si Nino bisa melakukannya, gue soalnya was-was dengan sifat Nino yang agaknya takut sama senior.
"Naik semuanya ke atas panggung cepet!"ujar senior cewek kepada kami semua.
Barisan pun berjalan maju dan naik ke atas panggung. Di atas panggung berdiri beberapa senior termasuk Kak Okta.
"Lihat semuanya! Lihat! Orang-orang lambat yang gagal mencari dimana kelompoknya!"ujar Kak Andi dengan suara seraknya yang khas.
"Untuk yang terlambat! Saya akan panggil satu persatu nama kalian, lalu yang namanya merasa dipanggil maju satu langkah ke depan dan untuk ketua kelompok yang di depan ini anggotanya harap maju mendekati anggotanya."kali ini cetus Kak Okta sebagai ketua senior.
"Rey Iswarandi maju!"
Rey pun maju satu langkah.
"Siapa ketua kelompok yang punya anak buah namanya Rey?"
Terlihat dari atas panggung, tidak ada satu orang pun maju menyelamatkan Rey. Kasihan banget si Rey.
"Mana nih ketuanya! Masa anggotanya sendiri aja nggak tahu?"
Akhirnya seorang maba cewek berjalan maju mendekati Rey.
"Kamu siapa? Pacarnya?"tanya Kak Diah, senior cewek dengan raut wajah paling sadis.
"Bukan kak, saya wakil ketua kelompok dua belas."
"Wakil ketua? Terus ketuanya mana?"
"Ket.. Ket.. Ketuanya Rey sendiri kak."
"Aduh, kasihan bener si Rey. Jadi ketua kelompok, eh ternyata malah dia yang telat masuk barisan."batin gue dalam hati.
"Ternyata ketuanya sendiri tidak tahu dimana kelompoknya teman-teman senior! Ironi banget." kembali ucap Kak Diah.
Para senior yang lain tertawa mendengar gurauan Kak Diah. Lucunya tawaan mereka terlihat terpaksa, aktingnya kurang nih!
"Baiklah untuk wakil ketua, apakah kamu mengizinkan dia masuk kembali ke dalam kelompok?"kali ini tanya seorang senior yang berambut panjang yang tidak gue kenal.
"Saya izinkan kak."
"Mengapa?"
"Karena kelompok dua belas membutuhkan seorang ketua kak, wakil ketua saja tidak cukup untuk mengatur para anggotanya."
"Alasan yang logis, ya sudah sana bawa Rey masuk ke dalam barisan!"
Akhirnya Rey bisa dibebaskan sama wakilnya. Gue rasa, sifat percaya diri dari wakil Rey ini membantu banyak. Semoga si Nino bisa mencontoh sifat cewek itu.
***
"Baik tersisa dua orang lagi, saya panggil siĀ anak ingusan... Arman Lugimansyah."
Brengsek banget Kak Okta, rupanya dia masih menyimpan dendam ke gue.
"Baiklah siapa ketuanya?"tanya kak Okta.
Dengan cekatan Nino langsung berlari mendekati gue. Awal yang baik buat Nino, ia terlihat cukup percaya diri walaupun gue bisa lihat ada perasaan tegang di tatapannya.
"Kamu ketua kelompoknya?"
"Iya kak, saya ketua kelompoknya dari kelompok delapan."
"Saya nggak tanya kamu kelompok berapa! Saya tanya, apa kamu ketua kelompoknya?"
"Iy.. Iya kak."
"Kamu izinkan dia masuk ke dalam kelompokmu lagi?"