Satu minggu setelah acara ospek...
"Hei Man! Datang juga kamu!"
"Iya No, sorry ya gue telat, soalnya kelas gue baru bubar sih."
"Ah, nggak apa-apa kok Man, santai aja."
"Oh iya No, ada apa elo ngajak gue ke balkon gini?"
Dengan perasaan yang campur aduk, Nino berusaha membuka perbincangan dengan Arman,
"Masa kamu lupa sih Man sama kejadian kita di sini?"
Dengan tawaan, Arman menepuk bahu Nino sambil membalas,
"Oh jadi elo bawa gue kesini karena mau mengenang kejadian itu? Gue nggak bakal lupa tahu!"
"Iya sih Man, selain itu ada suatu hal juga mau aku bicarakan."
"Apaan tuh?"tanya Arman penasaran.
Nino tampak gelisah untuk mengungkapkan isi hatinya yang kacau balau itu.
"Kok elo malah diem sih No?"
"Sebenernya aku juga bingung harus ngomong dari mana, tapi semakin ditahan, rasanya semakin sakit."
"Ya udah No, ngomong aja."
Dengan menarik napas panjang, Nino memberanikan diri meluapkan segala isi hatinya kepada Arman.
"Gini Man, aku mau minta maaf. Seharusnya ketika kejadian itu aku harusnya mendengarkan apa kata kamu."
Arman mulai sadar percakapan ini masuk kemana.
"Jadi....."
"Iya Man, aku sudah tahu dan melihat sendiri dengan mataku kalau Kak Tasya itu... Pacarnya Kak Okta."