Skripsi adalah babak akhir dalam perjalanan seorang mahasiswa untuk mencapai gelar sarjana. Sebuah karya ilmiah tulis yang mampu mengubah suasana hati setiap penulisnya, terkadang menjadi musuh yg sangat dibenci, pun menjadi karya kebanggaan darinya.
"Kita bisa gak, ya, Wul, dapetin cumlaude?" tanya Rumina, seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah Universitas Negeri di Jawa Timur. Rumina menginginkan mendapatkan gelar sarjananya dengan predikat cumlaude, predikat yang menjadi kebanggaan setiap mahasiswa yang menginginkannya.
"Harusnya bisa, sih. Seenggaknya sekarang kita udah mengantongi satu kualifikasinya, kan." jawab Wulan, sahabat Rumina, sembari merapihkan dokumen hasil revisian mereka.
"Semoga, ya!" ujar Rumina penuh harap.
Rumina dan Wulan memulai semuanya berdua, melewati segala macam cobaan dunia perskripsian bersama-sama.
Sampai akhirnya, Rumina berada di situasi yang sulit. Rumina meminta Wulan untuk lebih dulu melanjutkan ke tahapan selanjutnya, sebab Rumina masih harus menyelesaikan permasalahan yang Rumina dapati. "Nanti aku nyusul secepatnya deh." ujar Rumina, namun Wulan menolak, Wulan memilih untuk tetap menemani Rumina, "Nggak, Rumi. Kita hadapi ini bareng-bareng, ya. Kamu pasti bisa."
"Iyaa, tapi ini pasti lama selesainya." jawab Rumina yang mulai pesimis dengan situasi.
"Positive thinking, aja dulu. Kamu selesaikan masalah kamu saat ini, sembari aku memperbaiki lagi naskahku. Kita jalan pelan-pelan, ya.”